Kuala Lumpur (ANTARA News) - Seorang anggota kelompok bersenjata Sultan Sulu yang menjadikan 80 warga kampung Senallang Lama, Lahad Datu, Sabah sebagai tawanan, ditembak mati oleh penduduk kampung dengan senjatanya si penyandera.
Lelaki berusia 60 tahun bersenjata M-16 dan sebuah peluncur roket itu panik ketika mendengar deru helikopter, dan saat itulah dua penduduk yang menjadi tawanan menyergap dan menjatuhkan senjatanya.
Ia kemudian ditembak mati oleh penduduk, demikian dilaporkan berbagai media lokal di Kuala Lumpur, Senin.
Ijan (30), seorang penduduk yang turut ditawan selama tujuh jam mengatakan bahwa lelaki itu awalnya menembak beberapa rumah untuk menakut-nakuti penduduk dan memerintahkan mereka untuk berkumpul.
"Lelaki itu berbangsa Sulu dan dia sudah dikenal warga karena sudah lama tinggal di kampung kami," katanya.
Dalam peristiwa pada hari Minggu pukul 02.00 waktu setempat itu, lelaki Sulu tersebut meminta Ijan untuk mengantarnya ke Kunak."Saya enggan karena dia bersenjata," katanya.
Lelaki Sulu itu kemudian pergi, namun datang lagi dengan 20 orang penduduk yang dijadikan tawanan.
Para penduduk, termasuk wanita dan anak-anak, yang ditawan kemudian dikumpulkan di Kampung Masjid. Setelah bernegosiasi, akhirnya tawanan wanita dan anak-anak dilepaskan.
Sepanjang perjalanan menuju ujung kampung, setiap rumah yang dilewati oleh penghuninya dijadikan tawanan sehingga jumlah tawanan terus bertambah.
Saat mereka berhenti di sebuah pondok usang di tepi kampung, tiba-tiba sebuah helikopter melintas sehingga lelaki tersebut panik, kata Ijan.
Saat itulah dia diserang balik oleh penduduk kampung dan ditembak dengan senjata M-16 miliknya.
Sementara itu, juru bicara polisi Sabah, Datuk Hamza Taib, mengatakan bahwa lelaki tersebut merupakan salah satu anggota kelompok bersenjata yang melakukan serangan terhadap polisi Malaysia di Kampung Sri Jaya, sekitar 7 kilometer dari lokasi kejadian.
"Walaupun tindakan penduduk itu dari segi hukum tampak salah, kami perlu ingat mereka dianggap tawanan. Mereka mengambil tindakan balas untuk menyelamatkan diri," katanya.
Ketegangan di Lahad Datu, Sabah sejak beberapa hari terakhir telah menyebabkan sekitar 2.000--3.000 warga kampung mengungsi.
Pusat-pusat perdagangan sepi dan semua toko juga ditutup, termasuk tiga stasiun pengisian bahan bakar minyak.
(N004/D007)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013