Kita harus berani melakukan terobosan dalam berupaya untuk meningkatkan daya jual potensi ekspor Indonesia dan sekaligus jeli dalam membaca pasar Swiss dan Eropa pada umumnya."

London (ANTARA News) - Paviliun "Remarkable Indonesia" berhasil meraih penghargaan "Gold Certificate" pada pameran MUBA di Basel, Swiss, yang diserahkan Direktur MUBA Chris Eichenberger kepada Dubes RI untuk Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein.

Pensosbud KBRI Bern Budiman Wiriakusumah kapada ANTARA London, Senin, mengatakan untuk pertama kalinya sejak pameran dagang MUBA diadakan tahun 1917, pihak pengelola Mustermesse Basel memberikan penghargaan berupa Gold Certificate sebagai paviliun dengan penampilan secara keseluruhan yaitu pameran dan pertunjukan budaya yang paling inovatif dan sekaligus sebagai the Best Stand Design.

Dalam sambutannya Chris Eichenberger yang didampingi Sekretaris Inspektur Jenderal, Kementerian Perdagangan RI, Ir. Enny Wahyuni Soebroto, pada acara penutupan Paviliun Indonesia itu, mengatakan Indonesia berhasil membuat bukan saja pengunjung serta pejabat pemerintah kagum atas penampilan keseluruhan namun juga memikat hati peserta pameran lainya serta pebisnis Swiss.

Selain itu, terjadinya transaksi dagang yang akan berkelanjutan antara UKM/pengusaha Indonesia dengan pengusaha Swiss mereka juga membeli barang-barang yang dipamerkan. Hal ini terbukti dengan pemesanan barang terutama untuk Furniture, produk rempah/bumbu Ekolabel, perhiasan perak dan mutiara, tekstil traditional seperti batik dan ikat flores serta produk handycraft.

Dubes Djoko Susilo berharap keikutsertaan Indonesia dalam pameran dagang ini dapat mendongkrak nilai ekspor kenegara Swiss, meskipun hanya berpenduduk sekitar 7,2 juta namun mempunyai daya beli yang sangat tinggi.

Diharapkannya Indonesia akan terus aktif berpartisipasi dalam pameran dagang baik yang diadakan di Basel maupun kota kota besar lainnya di Swiss.

"Kita harus berani melakukan terobosan dalam berupaya untuk meningkatkan daya jual potensi ekspor Indonesia dan sekaligus jeli dalam membaca pasar Swiss dan Eropa pada umumnya," ujar mantan wartawan Jawa Pos itu.

Pameran yang berlangsung sejak 22 Februari dan ditutup tepat jam 18.00, 3 Maret, dipadati lebih dari 400.000 pengunjung yang datang tidak hanya dari Swiss tetapi juga dari negara sekitarnya seperti Jerman dan Perancis, mengingat kota Basel yang sangat strategis dan berada diperbatasan dua negara sekaligus.

Untuk pertama kalinya Indonesia yang menjadi "Guest Country" pada pameran dagang tertua dan terbesar di Swiss, didukung penuh Kementerian Perdagangan RI, BKPM dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menampilkan Provinsi Jawa Timur sebagai Provinve of Charmed.

Panggung budaya, Paviliun Indonesia didukung penuh oleh Grup Pembangunan Jaya (DKI Jakarta), Dinas Pariwisata Sumatera Barat, serta tim kesenian Jawa Timur.

KBRI Bern sejak tahun 2011 melakukan gebrakan lainnya untuk memasarkan Indonesia sebagai daerah tujuan wisata, terutama dengan berpromosi melalui transportasi umum didua kota besar lainnya di Swiss: Zurich dan Bern.

Masyarakat Swiss yang 80 persen menggunakan kendaraan umum, terpikat dengan ajakan untuk berwisata ke Raja Ampat, Pulau Komodo, Bali, Bromo dan daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia, katanya. (ZG/F002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013