Qingdao, China (ANTARA) - Pada Forum Tingkat Tinggi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) 2023 yang baru berakhir pada Kamis (30/6) di Kota Qingdao, China timur, para politisi maupun pebisnis asal Indonesia dan negara-negara lainnya menyampaikan bahwa RCEP menyediakan "pendorong" bagi kemakmuran bersama di kawasan Asia-Pasifik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) sekaligus Koordinator Kerja Sama Indonesia dan China Luhut Binsar Pandjaitan saat berpidato via video daring mengatakan bahwa Indonesia memiliki alasan untuk memperkuat kemitraan ekonomi di kawasan tersebut, terutama di bidang perdagangan, serta membangun kemitraan yang dinamis sehingga kawasan itu dapat memanfaatkan peluang ekonomi.

Luhut menuturkan ikatan bersejarah Indonesia dan China sejak Jalur Sutra Maritim, telah bertransformasi menjadi hubungan ekonomi timbal balik yang kuat dan menguntungkan. Hubungan ini ditunjukkan oleh banyaknya proyek gabungan kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (RI) sekaligus Koordinator Kerja Sama Indonesia dan China Luhut Binsar Pandjaitan saat berpidato via video daring pada Forum Tingkat Tinggi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) 2023 yang baru berakhir pada Kamis (30/6) di Kota Qingdao, China timur.

"RCEP mengukuhkan komitmen kita terhadap perdagangan dan integrasi, serta mencerminkan semangat ketangguhan kita dalam menghadapi berbagai tantangan. Melewati banyak kesulitan, kita meningkatkan pertumbuhan, kemakmuran, dan memperkuat ikatan kita. Kami menyambut baik peluang-peluang yang muncul saat kami mengembangkan ibu kota baru kami, Nusantara, serta Kawasan Ekonomi Khusus termasuk Kawasan Industri Morowali dan Kura Kura Bali," ungkap Luhut

Menurut Luhut, Indonesia, sebagai perekonomian terbesar di Asia Tenggara, mengundang China untuk melanjutkan dan memperdalam investasinya di Indonesia yang dapat memanfaatkan sumber daya kami yang kaya dan memanfaatkan tenaga kerja kami yang dinamis.

"Tahun ini menandai peringatan 10 tahun peningkatan hubungan bilateral Indonesia-China menjadi kemitraan strategis komprehensif. Kami menyatakan kembali tujuan kami untuk strategi pembangunan yang efisien dan pertumbuhan berkualitas tinggi dengan kemajuan pembangunan kami sebagai tolok ukur," ujar Luhut.

Sementara itu Khek M. Caimealy, Duta Besar Kamboja untuk China, mengatakan, sejak diberlakukan pada 1 Januari 2022, RCEP membuktikan kepada dunia peran pentingnya dalam mendorong pembangunan ekonomi regional.

Pasalnya, perjanjian ini secara komprehensif mencakup semua bidang kepentingan negara-negara anggota RCEP sehingga dapat meningkatkan perdagangan, jasa dan investasi, yang memungkinkan perluasan rantai nilai regional lebih lanjut serta pasar terbuka dan menciptakan peluang kerja bagi bisnis dan masyarakat di kawasan tersebut.

"Sebagai salah satu anggota RCEP, Kamboja menerima banyak manfaat. RCEP membawa kondisi yang menguntungkan bagi Kamboja dalam menarik lebih banyak investasi asing dan memperluas perdagangannya dengan anggota-anggota RCEP lainnya." ujar Khek M. Caimealy.

Data dari Kementerian Perdagangan Kamboja menunjukkan bahwa volume perdagangan antara Kamboja dan 14 anggota RCEP lainnya mencapai 31 miliar dolar AS = (1 dolar AS = Rp15.026) pada 2022, menyumbang hampir 60 persen dari total perdagangan luar negeri Kamboja, dengan peningkatan 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Banyak pejabat asing yang menghadiri pertemuan itu percaya bahwa dengan berlatar banyak ketidakpastian dalam perekonomian global dan berbagai tantangan berat dalam globalisasi ekonomi, RCEP memberikan keuntungan nyata untuk kerja sama ekonomi dan perdagangan regional melalui langkah-langkah komprehensif termasuk menurunkan biaya perdagangan, memangkas atau menghapus hambatan nontarif serta mempromosikan integrasi rantai industri regional dan rantai pasokan.

RCEP meningkatkan liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi bilateral, mengimbangi dampak yang disebabkan oleh COVID-19 dan tantangan lain sampai taraf tertentu.

U Tin Maung Swe, Duta Besar Persatuan Myanmar untuk China mengatakan bahwa mengingat RCEP mencakup sepertiga dari populasi global dan 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, pengimplementasian RCEP dan upaya memperdalam kerja sama di semua sektor di bawah RCEP akan membawa masa depan yang lebih cerah bagi semua negara anggota melalui arus bebas barang, jasa dan meningkatkan dorongan yang signifikan bagi ekonomi global serta membawa manfaat nyata bagi masyarakat negara-negara ASEAN pada periode pascapandemi.

"Saya yakin pakta perdagangan RCEP akan memberikan dasar bagi integrasi regional yang lebih luas melalui peningkatan akses pasar, pemfasilitasan perdagangan yang lebih koheren, meregulasi peraturan dan kerja sama, serta menciptakan peluang perdagangan baru dan ditetapkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi kawasan ini," kata U Tin Maung Swe.

Menurut Assistant Secretary di Departemen Perdagangan dan Industri Republik Filipina Glenn G. Peñaranda, bagi Filipina, RCEP mewakili 51 persen dari total ekspor mereka dan 68 persen dari total sumber impor pada 2022. Kawasan ini juga menyumbang 78 persen dari investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang masuk ke negara itu pada 2022. Filipina memandang RCEP sebagai katalis untuk pembangunan ekonomi negara itu.

"RCEP tidak hanya menyediakan akses pasar yang lebih baik untuk produk-produk utama kami, tetapi juga sebuah platform untuk mengundang lebih banyak investasi, terutama di sektor-sektor vital seperti manufaktur, penelitian dan pengembangan, layanan keuangan, pengembangan gim, e-commerce, dan sektor IT-BPO," ungkap Glenn G. Peñaranda.

Ketua Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional (China Council for the Promotion of International Trade/CCPIT) Ren Hongbin mengatakan bahwa RCEP merupakan pengaturan perdagangan bebas terbesar di dunia dan pencapaian penting dalam pembangunan integrasi ekonomi di kawasan Asia-Pasifik.

Sejak implementasi RCEP pada awal tahun lalu, perdagangan antar negara anggota menjadi lebih erat, perdagangan intrakawasan menjadi kekuatan utama yang mendorong pertumbuhan perdagangan, dan kawasan ini terus menjadi titik penting dalam perdagangan global dan investasi.


Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023