Meningkatkan dan merealisasikan apa yang telah menjadi kesepakatan kedua negara apa yang disebut sebagai Deklarasi Jakarta yang dikeluarkan pada bulan Juli lalu pada saat Markel berkunjung ke Indonesia"

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Jerman akan terus mendorong implementasi kesepakatan kerja sama komprehensif kedua negara yang dituangkan dalam Deklarasi Jakarta.

Deklarasi Jakarta itu ditandatangani oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Yudhoyono saat Kanselir Jerman tersebut berkunjung ke Indonesia pada tahun 2012.

"Meningkatkan dan merealisasikan apa yang telah menjadi kesepakatan kedua negara apa yang disebut sebagai Deklarasi Jakarta yang dikeluarkan pada bulan Juli lalu pada saat Markel berkunjung ke Indonesia" kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, Minggu, sebelum bertolak ke Jerman dan Hongaria untuk kunjungan kerja hingga akhir pekan depan.

Kepala Negara mengatakan bahwa kerja sama di antara dua negara memiliki arti dan peluang yang penting mengingat kapasitas ekonomi kedua negara di kawasan masing-masing.

"Hubungan kita terus berkembang dan kerja sama serta kemitraan bilateral ini sangat penting, mengingat Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa, ekonomi nomor keempat terbesar di dunia. Sedangkan Indonesia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan ekonomi nomor 15 dunia. Ketika Eropa mengahdapi krisis, Jerman adalah satu-satuunya yang bisa bertahan dan sekarang sebagai mesin penggerak perekonomian di kawasan itu," kata Presiden.

Oleh karena itu, menurut Presiden, penting artinya untuk mengimplementasikan formula kerja sama di lima bidang plus tiga bidang yang disepakati dalam Deklarasi Jakarta. Bidang-bidang itu adalah ekonomi, pendidikan, research dan teknologi, kesehatan dan industri pertahanan. Adapun plus tiganya, yakni bidang pangan, energi, dan transportasi.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan bahwa kunjungan kerja itu sebagai salah satu upaya meningkatkan hubungan kedua negara.

"Selama kunjungan ke Jerman, Presiden akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Federal Jerman dan Kanselir Republik Federal Jerman, Angela Merkel. Kedua pertemuan bilateral tersebut akan membahas tindak lanjut Kemitraan Komprehensif yang diluncurkan oleh Presiden dan Kanselir Jerman di Jakarta pada tanggal 10 Juli 2012," katanya.

Selain itu, kata dia, juga akan dibahas secara mendalam prioritas kerja sama di bidang ekonomi (perdagangan, investasi, dan pembangunan), kesehatan, pendidikan, riset dan teknologi, serta industri pertahanan. Juga akan dibahas kerja sama terkait dengan ketahanan pangan, ketahanan energi, dan transportasi.

Dalam kesempatan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman, akan diumumkan tokoh-tokoh dari kedua negara yang akan menjadi anggota Indonesia-German Advisory Group (IGAG).

"Presiden juga akan menerima kunjungan kehormatan mantan Presiden Jerman Dr. Horst Kohler, Menlu Jerman Y.M. Dr. Guido Westerwelle, dan Wali Kota Berlin Y.M. Herr Klaus Wowereit.

Selama berada di Jerman, Presiden dijadwalkan akan membuka Pameran Pariwisata Internasional ITB (International Tourism Bourse) bersama Kanselir Jerman. Indonesia akan menjadi negara mitra (partner country) dalam pameran tersebut.

Selain itu, Presiden akan menghadiri forum bisnis dan bertatap muka dengan beberapa CEO perusahaan terkemuka Jerman. Presiden juga akan bertemu dengan komunitas diaspora Indonesia, kata Faizasyah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu, bertolak menuju Jerman dan Hungaria untuk kunjungan kerja didampingi Ibu Ani Yudhoyono. Kepala Negara didampingi Ibu Negara bertolak dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pukul 09.00 WIB.

Sejumlah menteri yang mendampingi Presiden, antara lain, Menlu Marty Natalegawa, Wakil Menhan Sjafrie Syamsuddin, Menperin MS Hidayat, dan Mendag Gita Wirjawan, serta sejumlah pejabat lainnya.
(P008/D007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013