London (ANTARA) - Inggris pada Jumat memaparkan rencana perekrutan tenaga kerja baru untuk Layanan Kesehatan Nasional (NHS) sebagai usaha untuk mengatasi permasalahan kekurangan staf yang terkuak saat program kesehatan negara tersebut mengalami tekanan saat pandemi COVID-19.

Institusi kesehatan Inggris tersebut dikabarkan tengah mengalami krisis. Perdana Menteri Rishi Sunak telah berencana memperbaiki sistem NHS, salah satunya adalah memotong daftar tunggu pasien sebagai salah satu dari lima prioritasnya tahun ini.

"Pemerintah sedang melakukan perluasan dalam pendidikan dan pelatihan untuk tenaga medis bagi NHS. Ini adalah rencana investasi dan reformasi," ujar Sunak dalam sebuah pernyataan.

NHS memiliki sekitar 112.000 lowongan, kesenjangan jumlah pegawai itu bisa naik lebih dari tiga kali lipat pada tahun 2037 jika pemerintah tidak mengambil tindakan apapun.

Pernyataan tersebut juga menguraikan tentang investasi pemerintah sebesar 2,4 miliar poundsterling (sekitar Rp45 triliun) selama lima tahun.

Pada tahun 2031, NHS berambisi untuk menggandakan tempat pelatihan sekolah kedokteran menjadi 15.000, meningkatkan jumlah tempat pelatihan dokter sebesar 50 persen, dan menggandakan jumlah tempat pelatihan perawat dewasa.

Setelah pandemi COVID-19, ketika staf NHS dipuji atas pekerjaan mereka merawat para pasien, dokter dan perawat melakukan mogok kerja karena gaji yang rendah di tengah ketidakpuasan atas jumlah staf yang tidak memadai.
Baca juga: PM Inggris akan bertemu para pimpinan layanan kesehatan bahas krisis

Para staf NHS berharap pemerintah dapat mengatasi beberapa masalah di institusi itu seperti tumpukan kasus perawatan setelah pandemi, ketidakhadiran staf, dan penundaan pemulangan pasien yang mengakibatkan ambulans mengantre di luar rumah sakit.

Di lain sisi, NHS juga akan mendapat tambahan 60.000 dokter, 170.000 perawat, dan 71.000 tenaga medis lain pada 2036-2037.

Direktur NHS Amanda Pritchard menyambut baik rencana yang disebut sebagai kesempatan sekali dalam satu generasi untuk menempatkan para pegawai dalam posisi layanan kesehatan yang berkelanjutan untuk tahun-tahun mendatang.
Baca juga: Pemerintah Inggris tawari nakes kenaikan gaji 5 persen

Sunak mengakui bahwa daftar tunggu pelayanan kesehatan bagi pasien akan terus meningkat hingga paruh kedua tahun 2023, meskipun ia mengatakan jumlah orang yang menunggu lebih dari 18 bulan untuk perawatan telah berkurang, dan waktu respons ambulans juga meningkat.

Rencana tersebut disambut baik oleh politisi dan pakar kesehatan. Kepala badan amal kebijakan kesehatan Dana Raja Richard Murray mengatakan rencana itu bisa menjadi gebrakan penting tetapi skema pendamping tetap diperlukan untuk sektor bantuan sosial yang lebih luas.

"Fokus nasional pada pelatihan dan reformasi NHS, dengan beberapa komitmen keuangan awal dari pemerintah untuk mendukung rencana tersebut, seharusnya bisa memberi pijakan berkelanjutan bagi para staf NHS," ujarnya.

Partai Buruh yang beroposisi menyambut baik usulan tersebut tetapi mengatakan bahwa rencana tersebut seharusnya sudah dilakukan dari satu dekade lalu.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM baru Inggris janji prioritaskan ekonomi, energi, dan kesehatan
Baca juga: 'Long COVID' menjadi isu global bagi pasien dan sistem kesehatan

Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023