Dorongan terkuat yang membuat dolar AS menyentuh level tertinggi sejak 10 Maret adalah prospek meningkatnya suku bunga the Fed....

Jakarta (ANTARA) - Analis pasar mata uang Lukman Leong menyatakan, pelemahan rupiah lebih lanjut terhadap dolar AS dipengaruhi rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang diperkirakan masih bertahan tinggi.

“Kenaikan PCE inti month on month (MoM) diperkirakan 0,3 persen dan year on year (YoY) tidak berubah di 4,7 persen,” ucap dia ketika ditanya Antara, Jakarta, Jumat.

Selain itu, penguatan dolar AS dipengaruhi imbal hasil obligasi AS dua tahun maupun 10 tahun yang kembali naik menyentuh level tertinggi sejak 10 Maret 2023. Kemudian juga indeks dolar yang mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari dua minggu terakhir.

“Dorongan terkuat yang membuat dolar AS menyentuh level tertinggi sejak 10 Maret adalah prospek meningkatnya suku bunga the Fed setelah pernyataan hawkish dari Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) Jerome Powell dan data-data ekonomi AS yang lebih kuat, serta inflasi yang bertahan tinggi akhir-akhir ini,” ujarnya.

Baca juga: Analis: Rupiah melemah seiring peningkatan prospek suku bunga The Fed

Untuk saat ini, lanjut dia, The Fed terlihat akan terus hawkish hingga akhir tahun.

Penguatan dolar AS juga dipengaruhi data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan serta revisi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2023 AS dari awalnya 1,3 persen menjadi 2,0 persen yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih kuat.

"The Fed melihat hal ini dipicu oleh permintaan yang kuat dan menyebabkan inflasi tetap bertahan tinggi," kata Lukman.

Baca juga: Dolar naik didukung PDB AS dan data tenaga kerja yang kuat

Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,48 persen atau 72 poin menjadi Rp15.065 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.993 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp15.039 per dolar AS hingga Rp15.077 per dolar AS.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023