Jakarta (ANTARA News) - Editor komik di Jepang punya tugas beragam, termasuk "mengendus" potensi para komikus baru.
Editor komik Yohei Sadoshima mengatakan, dirinya sudah membaca 4.000-5.000 naskah komik selama sepuluh tahun bekerja sebagai redaktur penerbit Kodansha.
"Saya memilih dua puluh orang yang dianggap berbakat, lima di antaranya masih berkarya hingga kini," katanya pada diskusi anime Uchu Kyodai di Universitas Al Azhar, Jakarta, Sabtu.
Sadoshima mengungkapkan kisah komikus di balik "Uchu Kyodai", Chuya Koyama, salah satu dari lima komikus tersebut.
Pertama kali Sadoshima melihat naskah komik yang dibawa Koyama, dia menilai ada orisinalitas di balik gambar yang belum sempurna.
"Gaya gambarnya pun masih ada yang mirip dengan gambar komik lain. Tapi saya merasa ada cerita yang sangat orisinal. Maka saya ajak dia meninggalkan pekerjaannya sebagai pembuat software dan membuat komik baru dengan saya," kata editor komik "Vagabond", "Dragon Sakura", dan "Hatarakiman".
Setelah bertahun-tahun bekerjasama, Koyama pun menciptakan "Uchu Kyodai" (Space Brothers) yang sudah diadaptasi menjadi versi anime dan film live action.
Sadoshima menyebut bahwa kemampuan menggambar dan membuat cerita bagus dari komikus bukanlah kriteria yang wajib dipertimbangkan editor.
Menurut Sadoshima, editor bertugas mencari dan mengembangkan bakat komikus agar menciptakan karya terbaik.
Bakat itu bukan dalam hal menggambar dan membuat cerita karena dua hal itu dapat dikembangkan sendiri seiring berjalannya waktu.
Dia mengungkapkan, editor mencari bakat dari komikus untuk mengamati hal-hal dalam kehidupan nyata guna dituangkan menjadi gambar.
"Misalnya saya minta komikus baru untuk gambar awan, kalau komikus baru biasanya menggambar berdasarkan imajinasi atau yang dia lihat dari komik lain. Tapi kalau ada yang membuat berdasarkan kenyataan, meskipun gambarnya jelek, tetap menjadi nilai tambah karena ada usaha," tuturnya.
(nan)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013