Ini alasan kurikulum diubah

Anak seusia kelas IV SD tentu saja belum mengerti apa itu organisasi pemerintahan."

Samarinda (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan kurikulum baru mulai Juli 2013 akan diberlakukan karena kurikulum sebelumnya cukup memberatkan siswa.

"Kurikulum 2006 yang berlaku hingga saat ini, banyak mata pelajaran yang memberatkan siswa, seperti kelas 1 SD yang dianggap semua siswanya sudah bisa menulis dan membaca," ujarnya di hadapan sekitar 600 peserta Sosialisasi Kurikulum 2013 di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu.

"Contoh kasus lainnya, pada mata pelajaran IPS halaman 3 Kelas I SD. Dalam buku itu terdapat perintah, yakni Tulislah nama teman-teman di sekolahmu! Ini berarti anak baru masuk SD sudah dianggap mampu menulis," katanya.

Dia mengatakan. tujuan orang tua menyekolahkan anaknya di SD adalah agar bisa membaca, menulis, dan berhitung, sehingga guru harus mengenalkan huruf-huruf dan angka-angka, bukan menyuruh menulis atau membaca karena rata-rata anak belum mampu menulis.

Begitu pula dengan buku IPS halaman I, IPA kelas I halaman I, buku Bahasa Indonesia, dan sejumlah mata pelajaran lainnya untuk kelas I SD. Semua isi buku itu mengasumsikan bahwa anak yang baru masuk SD sudah bisa membaca dan menulis.

"Kalau SD dianggap bisa membaca dan menulis serta berhitung, maka pengenalan huruf sudah dilakukan sejak TK, padahal TK itu bukan sekolah, TK adalah taman kanak-kanak, sedangkan sekolah adalah SD, SMP, SMA," katanya.

Selanjutnya, untuk siswa kelas IV SD, pada buku PPKN yang berisi perintah kepada siswa agar menggambarkan struktur organisasi desa dan pemerintah kecamatan. Menggambarkan struktur organisasi kabupaten, kota, dan provinsi.

"Anak seusia kelas IV SD tentu saja belum mengerti apa itu organisasi pemerintahan, sehingga pelajaran itu dirasakan berat oleh siswa dan dapat berakibat beban siswa tidak seimbang. Apa siswa SD sudah mau jadi pejabat desa, tentu pelajaran itu perlu tapi ada waktunya," katanya.

Ada pula pelajaran yang diyakini memberatkan siswa kelas IV, misalnya siswa diminta mendiskripsikan hubungan antarstruktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya.

Selanjutnya ada pula permintaan mendiskripsikan hubungan antara struktur akar tumbuhan dan fungsinya.

"Anak seusia itu tentu belum memahami benar perintah yang tercetak di buku tersebut sehingga perlu adanya perubahan kurikulum," katanya.

Dengan perubahan kurikulum itu, ia mengharapkan kompetensi siswa akan lebih sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

"Hal terpenting lagi adalah suasana pembelajaran bukan kognitif semata, melainkan juga ada aspek sikap dan ketrampilan serta nilai-nilai. Fokus pada kognitif akan membuat nilai-nilai sikap terabaikan," katanya.

(KR-GFR/E011)

16 Maret 2013

Bkn hanya kurikulumnya pk yg hrs diubah, tp SDM pngajarnya jg hrs ditingkatkn.krn bnyk guru skrng yg tdk menguasai materi dgn baik.Slh satu contoh,anak saya kls 2 SD prnh dislhkan gurunya krn menjwb wujud mentega adalah benda padat yg akan mencair bila dipanaskan.Menurut gurunya, jwban yg bnr, mentega itu benda BASAH.Setahu saya wujud benda hanya ada 3 yaitu: padat, cair, gas,tdk ada benda basah.swkt saya protes, guru tsb tdk trima.Gmn anak bs pintar jika gurunya saja mngajarkn hal yg slh..

0 0 Balas LaporkanHapus
8 Maret 2013

Salah siapa itu pak? Apakah salah Standar ISI yang notabene Peraturan Menteri? Apakah salah penerbit buku yang nota bene diterbitkan/disetujui oleh pemerintah, yang membuat isi buku jauh dari Standar ISI? Apakah salah aparat Pemda yang tidak/kurang mengawasi isi dari buku? Ini harus jelas, agar Kurikulum 2013 berhasil dengan baik. Jangan hanya perubahan, gonta-ganti nama, tetapi isinya itu-itu juga.

0 0 Balas LaporkanHapus
8 Maret 2013

Sudah tepat kurikulum sekarang diubah dengan yang baru. Saya melihat penulis2 buku SD juga SMP adalah orang2 bodoh meskipun bergelar doktor. Mereka lupa diri. Mau samakan diri mereka dengan anak-anak. Mereka tidak paham psikologi perkembangan anak. Seharusnya kurikulum pendidikan didasarkan pada psikologi perkembangan naradidik. Jadi sudah waktunya kurikulum diubah total. Banyak anak-2 stres dan depresi dengan kurikulum lama. Seharusnya kurikulum menyenangkan dalam belajar bukan sebaliknya membuat anak2 kita sebagai generasi penerus bangsa menjadi stres dan kehilangan minat belajar.

0 0 Balas LaporkanHapus
6 Maret 2013

Lalu, alasan mata pelajaran TIK dihilangkan apa? Siswa-siswi yang sekolahnya dipelosok-pelosok apa akan bisa menguasai teknologi IT dengan hanya melihat guru-gurunya mengajar dengan menggunakan laptop dan projector?

0 0 Balas LaporkanHapus
2 Maret 2013

semestinya pemerintah dr dulu berpikir begini,mana bisa pintar klo blajr dipaksakan tidak sesuai dg umur n perkembangan anak, yg ada timbul anak2 yg sress g mau skolah karna,pelajaran yg belum sampai ke otaknya,jadi bravo buat kebijakan baru dr pemerintah..dan jangan lupa pejabat2 skr adlah hasil dr kurikulum jadul..trims

0 0 Balas LaporkanHapus