Yogyakarta (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 3,6 Skala Richter (SR) menggetarkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.57 WIB dengan pusat gempa 7,99 Lintang Selatan (LS) dan 110,26 Bujur Timur (BT) di wilayah selatan Kabupaten Bantul."Getarannya II sampai III MMI (Modified Mercalli Intensity), termasuk cukup keras dirasakan masyarakat. Gempa ini masih merupakan gempa susulan setelah gempa berkekuatan 5,9 SR terjadi tanggal 27 Mei lalu," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMG Yogyakarta, Tyar Prasetyo, Sabtu.Menurut Tyar, getaran II sampai III MMI ini dapat menyebabkan air dalam gelas atau pigura di dinding bergoyang, dan berlangsung sekitar sepuluh detik.Sebelumnya pada dinihari tadi sekitar pukul 02.11 WIB gempa berkekuatan 3,3 SR juga mengejutkan warga DIY, bahkan sebagian masyarakat di permukiman tertentu sempat berhamburan ke luar rumah karena khawatir terjadi gempa susulan yang lebih besar.Pusat gempa dinihari tadi berada di 8,01 Lintang Selatan (LS) dan 110,37 Bujur Timur (BT) dengan kedalaman sekitar 10 kilometer yang berlangsung tidak sampai lima detik."Lokasinya tidak jauh berbeda dengan pusat gempa yang terjadi pukul 07.57 WIB, yakni di wilayah selatan Kabupaten Bantul," katanya.Ia mengatakan, gempa berkekuatan 3,6 SR ini merupakan gempa terbesar sejak empat hari terakhir setelah mulai stabil dengan gempa susulan yang selama ini kekuatannya hanya 1 sampai 2 SR, dan terakhir dinihari tadi dengan kekuatan 3,3 SR.Gempa susulan ini terjadi karena masih ada pelepasan energi yang belum terselesaikan untuk menuju ke arah kestabilan, karena itu masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak perlu terlalu khawatir."Justru yang perlu dikhawatirkan adalah isu-isu yang terlalu mendramatisir keadaan. Saya mengkhawatirkan ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi," ujarnya.Masyarakat harus bisa mengerti karena gempa-gempa susulan memang masih berpotensi terasa, tetapi untuk dua pekan ke depan akan lebih stabil. Gempa bumi tidak mungkin `nol` karena bumi dinamis, dan BMG mencatat semua kejadian gempa bumi.Gempa-gempa seperti ini sebenarnya sering terjadi, namun masyarakat semakin sensitif terutama setelah mengalami trauma saat terjadi gempa berkekuatan 5,9 SR tanggal 27 Mei lalu, artinya masyarakat sekarang ini semakin sensitif sehingga gempa sekecil apapun dirasakan."Jadi, masyarakat perlu memahami bahwa tidak akan terjadi gempa susulan yang lebih besar dari gempa tanggal 27 Mei lalu," kata Tyar.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006