Jakarta (ANTARA News) - Memakai setelan jas dan sepatu pantofel klimis, suara emasnya mengalunkan lagu-lagu berirama swing lengkap dengan iringan Ron King Quintet serta band "orkestra"-nya.

Pesona suara merdu ditambah wajahnya yang tampan berhasil menghipnotis ratusan penonton yang memenuhi panggung C-2 Brava Esquire Hall di hari pertama perhelatan "Jakarta International Djarum Super MLD Java Jazz Festival 2013", Jumat (1/3) malam.

Sekilas penampilannya langsung membawa ingatan pada penyanyi swing, Michael Buble. Tetapi ini adalah Yannick Bovy, bukan Michael Buble.

Sekiranya itu yang ingin ia tunjukkan pada penonton yang berhasil dibuainya lewat pertunjukan ala Yannick yang romantis namun humoris.

Penyanyi berusia 26 tahun asal Belgia itu memang kerap disebut-sebut mirip dengan Michael Buble. Ia pun sudah terbiasa. Yannick tak menampik memiliki warna suara yang sama.

"Saya sangat nyaman dengan musik swing. Bagi saya, akan tidak berarti apa-apa jika tidak ada sentuhan swing," ujarnya.

Yannick memang berbeda dengan Michael. Ia lebih muda dan segar. Meskipun kemasan penampilannya selalu rapi -pengiring bandnya juga mengenakan jas- Yannick selalu tahu cara membuat suasana cair  bahkan terkesan intim.

Ia selalu melibatkan penonton untuk ikut bernyanyi bersamanya. Tak lupa, ia menjelaskan makna dalam setiap lagu yang akan ia nyanyikan atau melontarkan gurauan yang selalu berhasil membuat penonton tertawa.

Yannick membuka penampilannya malam itu dengan lagu "all My Loving", lagu milik band legendaris The Beatles yang juga terdapat dalam album pertamanya, "Better Man".

Sebuah aransemen ulang yang mengejutkan, karena lagu tersebut disajikan dengan warna yang berbeda dari aslinya dan terasa nge-swing. Begitu juga pada lagu kedua, "I've got you under my skin" dari Frank Sinatra yang dinyanyikan ala Yannick.

Kemudian ia menyanyikan single pertamanya,"She's Even More Beautiful" yang membawanya terkenal hingga ke luar Belgia seperti  Belanda, Polandia, Brazil serta belahan Asia.

Ia lalu melanjutkan dengan lagu miliknya, "Don't Get Around Much Anymore" dan "Theoritical Love". Sesekali Yannick bergerak ke sisi kanan dan kiri panggung atau sekedar bergaya sambil memainkan mic-nya.

"Apakah kalian tahu Steve Wonder," katanya, kemudian.

"Saya akan membawakan lagunya yang berjudul "My Cherie Amor. Ayo kita nyanyi bersama," lanjutnya.

Ia lalu meminta penonton meneriakkan "lalalala.." mengiringinya bernyanyi. Suasana semakin panas dengan aksi jamming dari band pengiringnya serta Ron King Quintet yang begitu memukau.

Kemudian, ia meminta gitarisnya memainkan intro  "She Don't Know It".  Yannick mencoba menyanyikan intro tapi kurang puas. Ia lalu menyuruh gitaris bermain dengan tempo yang lebih cepat. Lagu tersebut selanjutnya mengalun dengan warna reggae yang kental diiringi tepuk tangan penonton.

"Saya akan menyanyikan lagu terakhir," katanya setelah lagu usai.

Penonton pun berteriak protes membuat Yannick tak kuasa menutupi rasa tersanjungnya. "Saya senang sekali bisa berada di sini. Orang-orangnya baik, saya berjanji akan kembali lagi di sini," ujarnya seraya tersenyum.

Aksinya malam itu ditutup dengan lagu miliknya, "Better Man" yang juga merupakan lagu favoritnya. Di penghujung lagu, ia menjauhkan mic namun terus bernyanyi. Penonton serentak berdiri, bertepuk tangan. Yannick pun menunduk, melambaikan tangan sambil meninggalkan panggung.

Pesonanya masih terus di ingatan. Musiknya membuai. Ia berhasil membebaskan penonton untuk menjentikkan jarinya sambil menggoyangkan kepala, larut pada suaranya yang merdu. Itulah gaya Yannick.

(M047)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013