Jayapura (ANTARA) - Associate Profesor Universitas Diponegoro Didik Wisnu Wdjajanto mengatakan Pemerintah Republik Indonesia dan Papua Nugini (PNG) harus menjalin kerja sama pada bidang pendidikan.

Menurut Atase Pendidikan Port Moresby pada 2011-2014 itu, Pemerintah RI harus berani bergerak dan serius untuk bekerjasama dengan PNG sebab hal tersebut sebagai soft diplomasi.

"Papua dan PNG hanya berbeda bahasa dimana Papua menggunakan bahasa Indonesia dan PNG menggunakan bahasa PNG sementara yang lain sama," katanya dalam diskusi publik pembangunan kawasan di ujung pasifik Indonesia dan Papua Nugini via zoom, Rabu.

Dia menjelaskan itu merupakan strategi yang luar biasa sehingga Pemerintah RI yang harus mengajak PNG untuk bersama membangun universitas baik di Papua maupun PNG bisa maju bersama

"Sehingga kami harus membuka diri untuk mengajak dan mereka (PNG) untuk menjalin kerja sama," ujarnya.

Sementara itu, Guru Besar Uncen Yohana Yambise mengatakan pihaknya berharap agar RI dan PNG bisa bekerjasama dengan perguruan tinggi yang ada di dua negara ini untuk masing-masing membangun pusat studi bahasa.

"Karena di pulau besar tersebut tercatat hampir seribu bahasa yang merupakan kekayaan kami di Tanah Papua," katanya.

Menurut Yambise, ini yang perlu dijaga sehingga kalau ada pusat studi bahasa akan terlihat bagaimana dari PNG melihat warga Indonesia di Papua dan sebaliknya makan bisa bersama-sama melakukan penelitian pada bidang bahasa untuk menyelamatkan bahasa di Tanah Papua.

"Sehingga ke depan dari Universitas Cenderawasih juga bisa mengajak anak-anak di PNG untuk kuliah berbahas Indonesia dan juga sebaliknya anak-anak di Papua bisa kuliah di PNG," ujarnya.

Dia menambahkan selain mahasiswa mungkin ke depan juga akan ada pertukaran siswa SMA dari Indonesia ke PNG

"Kami pikir ini sangat penting untuk meningkatkan keakraban antara dua negara ini," katanya.

Baca juga: Mayor Zulfikar raih gelar doktor di Perbatasan RI-PNG

Baca juga: Sandiaga ungkap dua agenda pengembangan parekraf di perbatasan RI-PNG

Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023