Saya yakin tidak ada figur non-kader yang akan ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat,"

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie memperkirakan figur non-kader tidak akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum.

"Saya yakin tidak ada figur non-kader yang akan ditunjuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat," kata Marzuki Alie di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat.

Marzuki Alie mengatakan hal itu menjawab pertanyaan pers menanggapi rumor sejumlah nama, termasuk Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, yang disebut-sebut akan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Anas Urbaningrum yang mundur.

Menurut dia, Partai Demokrat dibangun dan dibesarkan oleh kader melalui proses dan dinamika yang panjang, sehingga tidak mungkin figur dari eksternal partai bisa langsung masuk dan menjadi orang pertama.

Ketua DPR RI ini juga meyakini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono bersikap demokratis dan menjunjung tinggi demokrasi dengan mendengarkan suara kader di kalangan bawah.

"Saya yakin Pak SBY sangat mendengarkan suara kader di `garshroot`. Suara rakyat pemilik suara. Jadi tidak melakukan penunjukan begitu saja," ucapnya.

Marzuki menambahkan, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat bersikap aspritaif dengan mengakomodasi aspirasi para kader di daerah sebelum melakukan langkah, sepanjang aspirasi itu untuk kemajuan dan kebesaran partai.

Ketika ditanya kapan pelaksanaan kongres luar biasa (KLB), Marzuki Alie mengatakan belum tahu persis karena agendanya belum di Majelis Tinggi.

Pembahasan agenda di Majelis Tinggi, menurut dia, bisa atas inisaitif ketua dan bisa juga atas usulan anggota Majelis Tinggi.

"KLB sampai saat ini belum dibicarakan oleh Majelis Tinggi," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Marzuki juga mengatakan, dirinya mendapat informasi dari daerah perihal adanya undangan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat perihal peningkatan soliditas kader.

Undangan tersebut, menurut dia, terkait informasi yang beredar di media adanya kesalahpahaman antarkader yang seolah-olah ada pemecatan dan pemberhentian kader setelah mundurnya Anas Urbaningrum.

"Saya sudah menanyakan kepada Majelis Tinggi, bahwa mundurnya Anas Urbaningrum tidak ada kaitannya dengan posisi kader," tukasnya.
(T.R024/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013