Jakarta (ANTARA) - Direktur Akses Pembiayaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Anggara Hayun Anujuprana mengatakan bahwa akses pembiayaan menjadi salah satu hal krusial bagi keberlanjutan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri.
"Disadari bahwa akses pembiayaan merupakan salah satu hal yang krusial bagi kelangsungan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri," kata Anggara dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
Anggara mengingatkan bahwa para pelaku usaha dapat menggarap potensi pasar yang peluangnya masih sangat besar dengan memperkuat etalase kuliner Indonesia di luar negeri. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo saat meluncurkan program Indonesia Spice Up the World (ISUTW) pada 2021.
Mengingat pentingnya pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri, Kemenparekraf telah menginisiasi program Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar).
Baca juga: Kemenparekraf: Kunjungan wisman Januari-April tunjukkan tren positif
IndoStar merupakan platform akses pembiayaan pertama bagi pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri. Program ini juga dirancang dalam rangka mendukung program nasional Indonesia Spice Up the World (ISUTW).
Pada Selasa (27/6), Kemenparekraf juga mengadakan gelar wicara (talkshow) secara daring sebagai salah satu bagian dari rangkaian program IndoStar. Acara ini melibatkan 50 peserta program IndoStar yang lolos kurasi, yaitu para diaspora pelaku usaha bisnis kuliner Indonesia yang berada di 24 negara.
Bekerja sama dengan MBN Consulting, gelar wicara mengusung tema "inspirasi ekspansi bisnis kuliner Indonesia di luar negeri". Gelar wicara menghadirkan para pakar kuliner sebagai pembicara antara lain Chairman of Manan Foundation Robert Manan, President Director PT Aji Caraka Optima Adji Hoesodo, serta Founder-CEO Holycow Group Afit Dwi Purwanto.
Melalui gelar wicara tersebut, Anggara mengharapkan para peserta dapat memanfaatkan peluang yang ada dan terlibat aktif dalam program IndoStar.
"Dengan semangat kolaborasi dan upaya bersama, kita dapat mengangkat bisnis kuliner Indonesia di luar negeri ke tingkat yang lebih tinggi lagi," kata Anggara.
Ketua Pokja Pembiayaan Teknologi Finansial dan Program ISUTW Kemenparekraf Indriani D. Laratu juga mengharapkan peserta bisa mendapatkan inspirasi dan wawasan lewat kegiatan gelar wicara, terutama dalam menghadapi tantangan dan menerapkan strategi pengembangan bisnis kuliner Indonesia di luar negeri.
"Para peserta sangat antusias mengikuti acara ini, mereka mendapatkan insight dari para culinary expert seperti bagaimana strategi memasarkan sebuah produk yang efektif," kata Indriani.
Selanjutnya, ujar Indriani, pihaknya juga akan memfasilitasi pemberian materi terkait cara mendapatkan penghasilan, menerapkan digitalisasi bisnis, hingga mengaplikasikan financial engineering seperti menghitung cost of goods sold (COGS) dalam sebuah perusahaan.
Baca juga: Pertamina-Kemenparekraf berkolaborasi perkuat industri hotel di Jabar
Baca juga: Kemenparekraf: Penghentian bebas visa kunjungan bersifat sementara
Baca juga: Kemenparekraf dan KJRI promosikan WIES di Penang
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023