alat tersebut dipastikan akan sangat efektif untuk menyampaikan kondisi air di sungai yang membelah Kota Palembang.

Palembang (ANTARA News) - Alat pantau baku mutu air atau "water quality monitoring system" di Sungai Musi Palembang, Sumatera Selatan menjadi percontohan nasional.

"Alat pemantau baku mutu air tersebut telah dipasang sekitar tiga bulan lalu dan kini mulai dilakukan pembacaan secara manual," kata Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Badan Lingkungan Hidup Palembang, Novrian Fadillah, di Palembang, Jumat.

Data juga dikirimkan secara elektronik melalui satelit mendukung sistem pemantau kualitas air yang terpasang di salah satu sudut bawah Jembatan Ampera itu, katanya.

Menurut dia, secara manual dengan alat tersebut dapat membaca kondisi fisik air Sungai Musi, seperti sanitasi dan PH yang terkandung dalam air. Pembacaan kandungan zat kimia tidak bisa dilakukan dengan manual tetapi mesti melalui catatan elektronik yang terekam data secara sistematis.

Ia mengatakan, alat tersebut dipastikan akan sangat efektif untuk menyampaikan kondisi air di sungai yang membelah Kota Palembang. Data yang dihimpun akan menjadi bahan bagi pihaknya melakukan berbagai tindakan termasuk mengantisipasi dampak pencemaran jika disampaikan hal itu.

Ia menjelaskan, alat pemantau kualitas air tersebut berasal dari pemerintah pusat untuk menjadi percontohan nasional. Dengan demikian, sampai kini baru Palembang yang memiliki alat itu dan Kementerian Lingkungan Hidup tidak hanya memberikan alat, tetapi juga melatih tenaga ahli untuk membaca hasil identifikasi yang direkam.

Sebelumnya, Kepala BLH Palembang, Agung Noegroho mengatakan pemantauan kualitas air sungai menjadi salah satu fokus kerja pemkot setempat.

"Air Sungai Musi menjadi sumber air bersih masyarakat sehingga mesti dipastikan kondisinya bebas dari pencemaran," katanya.

(M033)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013