... tiada seorangpun tahu berapa banyak meteorit yang mereka temukan... "
Moskow (ANTARA News) - Ilmuwan Rusia menghentikan sementara pencarian puing-puing meteorit Chelyabinsk sampai musim semi mengingat saat ini hujan salju lebat menghambat pekerjaan mereka.
"Semua jejak benda langit itu telah tertutup salju dan akan sulit untuk menemukan apa saja sampai musim semi datang," kata Mikhail Nazarov, ilmuwan dari Institut Geokimia dan Analisis Kimia, Jumat.
Nazarov mengatakan, sekelompok tim dari institut tempatnya bekerja telah meneliti kawasan meteorit jatuh di Pegunungan Ural selama hampir dua pekan.
Mereka berhasil mengumpulkan puing benda langit seberat 1,5 kilogram yang sempat menghebohkan dunia pada pertengahan Februari. "Akan tetapi, pencarian lebih lanjut nampaknya akan ditunda," kata dia.
Tim peneliti lain, ilmuwan dari Universitas Federal Ural Rusia, juga menunda pencarian meteorit karena pertimbangan cuaca yang tidak mendukung.
Peneliti dari universitas tersebut merupakan penemu potongan meteorit terberat setelah menemukan serpihan benda angkasa itu lebih dari satu kilogram.
"Cuaca di kawasan ini sungguh buruk dengan hujan salju sangat lebat. Kami harus menunggu salju mencair," kata Viktor Grokhovsky, peneliti dari Universitas Federal Ural.
Para ilmuwan dari dua tim itu menyayangkan tindakan penduduk setempat yang mengganggu kerja mereka. Diduga sejumlah masyarakat mengumpulkan potongan meteorit lebih banyak dari peneliti kemudian tidak melaporkannya kepada pihak berwenang.
"Masyarakat Chelyabinsk terlibat aktif dalam proses pencarian potongan benda angkasa itu. Dan tiada seorangpun tahu berapa banyak meteorit yang mereka temukan," kata Nazarov.
Gorokhovsky memperkirakan penduduk lokal bisa saja mengumpulkan sekitar 10-15 kilogram potongan meteorit sementera timnya baru sejumlah 2,5 kg.
Pada 15 Februari, pijaran meteorit melintasi langit dan menabrak permukaan tanah Rusia tengah. Lebih seribu orang terluka disertai kerusakan sejumlah gedung di sekitar kota Chelyabinsk.
Sebelum menjadi meteorit, meteor itu memiliki potensi hulu ledak 30 kali bom Hiroshima, kata ilmuwan NASA.
Penyebutan meteorit merujuk pada meteor yang berhasil memembus atmosfer Bumi dan jatuh di permukaan tanah.
(A061)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013