"Walaupun status COVID-19 sudah diubah oleh pemerintah menjadi endemi, tapi berbagai macam persoalan sosial ini masih sangat terasa dalam kehidupan di masyarakat kita. Karena itu, ini momentum kita hendaknya menumbuhkan sifat dan sikap di mana kita senantiasa berempati dan bersimpati kepada sesama," katanya.
Dalam khotbahnya di Masjid Jami Al Huda, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Abdul Mu'ti mengatakan bahwa Idul Adha hendaknya juga menjadi momentum untuk meningkatkan solidaritas sosial.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa penyembelihan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha pada dasarnya memberikan tuntunan kepada manusia untuk membunuh sifat-sifat tercela dalam dirinya.
Mengenai beda waktu perayaan Idul Adha, Abdul Mu'ti mengatakan bahwa perbedaan itu sering terjadi dan sudah menjadi hal yang biasa.
"Ini sesuatu yang sudah seringkali terjadi, sesuatu yang sudah biasa. Kami mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk dapat melaksanakan ibadah Idul Adha dengan penuh keyakinan dan khusyuk mengharapkan rida Allah SWT dan mengambil pelajaran dari nilai-nilai ibadah kurban," katanya.
Dia juga mendoakan warga Muslim yang akan merayakan Idul Adha pada 29 Juni 2023 mendapat kemudahan dan rida dari Allah SWT.
"Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT, tidak hanya nilai bersifat spiritual tapi juga nilai sosial dan nilai yang berkaitan dengan peningkatan kualitas moral," katanya.
Panitia kurban Masjid Jami Al Huda akan menyembelih hewan kurban yang meliputi 20 sapi dan 21 kambing pada Rabu sekitar pukul 09.00 WIB. Daging hewan kurban selanjutnya akan dibagikan kepada warga.
Baca juga:
Amien Rais jadi khatib Idul Adha di area Transmart Bojongsoang
Menko PMK sarankan pemotongan hewan kurban dilaksanakan serentak Kamis
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023