Bupati Bantul Idham Samawi (56) tidak merasa lelah menangani warga yang menjadi korban bencana gempa bumi, meskipun hampir tiga pekan sibuk berkutat dengan urusan tersebut.
"Menangani puluhan ribu warga Bantul yang menjadi korban bencana gempa Sabtu (27/5) pagi tentunya sangat melelahkan, namun saya melakukannya dengan ikhlas sehingga tidak merasakan lelah," katanya di Yogyakarta, Jumat.
Pria kelahiran Yogyakarta, 22 Juni 1950 itu mengaku tugas yang terkait dengan penanggulangan dan penanganan korban bencana gempa bumi cukup banyak menyita waktu, tenaga, dan pikirannya.
Meskipun demikian, suami Sri Surya Widati itu tidak merasa terbebani dengan semua tugas tersebut, karena apa yang dilakukannya semata-mata demi membantu sesama yang sedang dilanda musibah.
"Sudah menjadi kewajiban saya sebagai manusia untuk membantu sesama yang sedang susah terkena musibah," kata Idham Samawi yang menduduki jabatan Bupati Bantul untuk kedua kali.
Menurut orang nomor satu di Kabupaten Bantul itu, mereka yang terkena musibah sangat membutuhkan uluran tangan dan bantuan karena gempa berkekuatan 5,9 pada Skala Richter telah merubuhkan rumah mereka dan menghancurkan isinya, mengakibatkan luka dan cacat, bahkan merenggut jiwa penghuninya.
"Saya sangat trenyuh jika mengingat peristiwa Sabtu (27/5) pagi, dalam sekejap gempa tektonik yang berlangsung sekitar 57 detik telah mengakibatkan ribuan orang meninggal, puluhan ribu orang luka-luka dan kehilangan tempat tinggal, dan terpaksa tinggal di tenda pengungsian," kata Idham dengan mata menerawang dan menghela napas panjang.
Ia mengatakan, kendati meninggalkan luka dan kesedihan yang mendalam, musibah yang menimpa sebagian warga Bantul itu tidak perlu diratapi terus-menerus. Warga harus bangkit dari keterpurukan dan tidak boleh larut dalam ketidakberdayaan akibat musibah yang menimpa.
"Saya sadar untuk melupakan peristiwa yang memilukan itu tidak mudah dan perlu waktu, namun saya berharap warga segera bangkit dan berdaya untuk menolong diri sendiri dan menata kembali kehidupan, tidak semata-mata menggantungkan bantuan dari pemerintah. Bantuan dari pemerintah sifatnya hanya sementara," kata Idham Samawi dengan raut wajah penuh harap.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006