"Kita bina nelayan hingga pembinaan kelompok. Itu dilakukan pemda dan pusat dalam berdayakan nelayan," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Garut Sofyan Yani usai peresmian Sentra Kuliner Ikan di Garut, Selasa.
Ia menuturkan laut di Kabupaten Garut merupakan daerah penghasil ikan yang cukup potensial seperti ikan tongkol, cue, mata lembu, udang, dan juga lobster.
Selama ini, nelayan di Garut seringkali hasil tangkapan di laut mendapatkan lobster, terhitung setiap tahunnya sebanyak 1 ton lebih.
"Lobster itu produksi di bawah sekitar satu hari enggak banyak karena itu mahal di atas 1 ton per tahun," kata Sofyan.
Ia menyampaikan harga jual lobster itu tergolong hasil tangkapan dari melaut yang cukup tinggi nilainya sekitar Rp400 ribu sampai Rp500 ribu per kilogram.
Selama ini, kata dia, lobster hasil tangkapan nelayan belum bisa memenuhi pasar luar, karena untuk kebutuhan di pasar lokal saja belum bisa terpenuhi.
"Lumayan losbter itu mahal 1 kilo Rp400 ribu Rp500 ribu yang mengelola lobster di sana dari tujuh wilayah Pameungpeuk, Caringin, Cibalong, Mekarmukti," katanya.
Ia menambahkan selama ini pemerintah daerah hanya memberikan pembinaan dan bantuan peralatan penunjang untuk nelayan menangkap ikan laut, termasuk lobster.
Selama ini, kata dia, produksi lobster di Garut masih terbatas, tidak bisa mendapatkan jumlah besar karena belum bisa dilakukan budidaya karena keberadaannya masih alami.
"Produksinya yang memang terbatas karena tidak dibudidayakan, dan masih alami" kata Sofyan.
Bupati Garut Rudy Gunawan dalam acara peresmian Sentra Kuliner Ikan menyatakan, potensi laut Garut mendapatkan perhatian dari Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan waktu itu Edhy Prabowo bersama tim ahli dari kementerian sudah meninjau langsung perairan laut di Garut yang hasilnya bagus memiliki potensi untuk pengembangan lobster dan udang.
"Garut punya ikan laut, kami punya lobster dan kami punya udang, penghasil udang yang bagus di antaranya air di Garut pantai selatan," kata Rudy.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023