Palembang, Sumatera Selatan (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI menilai program kemandirian pangan yang diprakarsai Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menjadi faktor pendorong atas tingginya penurunan kasus stunting di daerah setempat.

Kepala BKKBN RI Hasto Wadoyo, saat dikonfirmasi di Palembang, Selasa, mengatakan melalui program kemandirian pangan itu membuat setiap keluarga di Sumsel dipastikan mendapatkan asupan gizi dan protein yang cukup.

“Luar biasa, ya, pelaksanaannya pun (program kemandirian pangan) sangat baik, di dalamnya juga ada gerakan setiap keluarga minimal dua telur, bahkan pemerintah provinsi menganggarkan secara khusus,” kata Hasto.

Untuk itu, Hasto menyebutkan, instansinya sangat mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi ini karena dalam konteks menurunkan angka kasus stunting kepastian pangan merupakan aspek utama yang mesti dipenuhi.

Baca juga: Sumsel jadi daerah penurunan prevalensi stunting tertinggi nasional

Baca juga: Menko PMK apresiasi penanganan stunting di Sumatera Selatan

“Selanjutnya tentu pula ditopang dengan komitmen penyediaan air bersih, kelayakan sanitasi, dan serangkaian pemeriksaan kesehatan ibu dan anak memanfaatkan Posyandu yang sudah berjalan baik di Sumsel,” ujar Hasto menambahkan.

BKKBN mencatat angka prevalensi stunting di Sumsel saat ini sebesar 18,6 persen atau turun sebesar 6,2 persen dibandingkan pada tahun 2022 sebesar 24,8 persen.

Angka prevalensi tersebut didapatkan berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilangsungkan di setiap 17 kabupaten/kota di Sumsel.

“Penurunan 6,2 persen ini sangat drastis, angka itu merupakan yang tertinggi nasional untuk tahun ini,” kata dia, didampingi Kepala BKKBN Sumsel Mediheryanto.

Kendati demikian, Hasto mengingatkan pemerintah daerah tidak boleh berpuas diri atas keberhasilan tersebut melainkan justru harus lebih menggelorakan lagi upaya penurunan stunting ini.

Adapun upaya tersebut di antaranya membuka sebesar-besarnya partisipasi lembaga atau instansi termasuk swasta bahkan perorangan dalam gerakan ini.

Sehingga dengan semakin besar partisipasi itu maka target angka kasus stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024 dapat terealisasi, kata dia.*

Baca juga: Disdik OKU Sumsel gandeng SEAMEO CECCEP tingkatkan kualitas PAUD

Baca juga: Bergotong royong memangkas tengkes di Sumsel

Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023