Seoul (ANTARA) - Tiga kanal YouTube yang dianggap terkait dengan media pemerintah Korea Utara telah ditutup, kata juru bicara platform berbagi video asal AS itu pada Selasa.

Langkah tersebut dilakukan setelah regulator Korea Selatan memblokir akses ke kanal-kanal tersebut atas permintaan badan intelijen setempat.

Kanal-kanal itu menampilkan sejumlah gadis yang berbicara dalam bahasa Inggris, termasuk seorang anak perempuan berusia 11 tahun, yang mengaku sebagai vloger yang akan menayangkan video kehidupan sehari-hari di Korut tanpa sensor.

Anak perempuan itu, yang menyebut dirinya Song A, menceritakan kegiatannya saat mengunjungi taman air, pergi ke sekolah, dan membaca buku-buku Harry Potter.

Selama pandemi COVID-19, dia telah merilis sebuah video, yang seolah-olah direkam saat masa-masa karantina di rumah.

Dalam video itu dia memuji respons pemerintah Korut dan meyakinkan pemirsanya bahwa "semua terkendali seperti biasanya dan semua orang baik-baik saja."

Juru bicara YouTube mengatakan dalam pernyataan bahwa keputusan untuk menutup kanal-kanal tersebut diambil untuk mematuhi "sanksi AS dan undang-undang kepatuhan perdagangan, termasuk yang terkait dengan Korea Utara."

"Setelah meninjau dan menyesuaikan dengan kebijakan kami, kami menutup tiga kanal tersebut yang ada pada (platform) kami," tulis pernyataan itu, tanpa menjelaskan siapa yang meminta penutupan tiga akun tersebut ke YouTube.

Seorang pejabat di Komisi Standar Komunikasi Korea (KCSC) membenarkan sejumlah laporan media bahwa pada pekan lalu mereka telah memblokir kanal-kanal itu di Korsel atas permintaan Badan Intelijen Nasional.

Langkah itu ambil dengan alasan bahwa konten tersebut adalah "promosi" pemerintah Korut yang bisa menimbulkan "bias positif" terhadap Pyongyang.

KCSC juga meminta Google, perusahaan induk dari YouTube, untuk menghapus akun-akun tersebut, kata pejabat itu.

Sejumlah analis Barat mengatakan tiga kanal itu memiliki keterkaitan dengan media pemerintah Korut.

Menurut mereka, konten semacam itu tidak mungkin diproduksi atau didistribusikan secara independen di Korut, negara yang dikontrol dengan ketat di mana internet hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja.

Menurut NK News, situs yang mengamati Korut dan berbasis di Seoul, para YouTuber Korut itu memiliki kaitan dengan Sogwang Media Corporation di Pyongyang, yang berupaya memperluas jangkauan eksternal negara itu melalui media sosial.

Akun-akun Twitter yang berkaitan dengan Korut, termasuk "asosiasi persahabatan" di Inggris Raya dan di tempat-tempat lain, juga telah diblokir di Korsel atas perintah hukum.

Beberapa peneliti mengkritik bahwa menghapus akun-akun tersebut akan memutus aliran informasi tentang Korut dan medianya.

Sumber: Reuters

Baca juga: Korsel blokir akses ke tiga kanal propaganda Korut di YouTube
Baca juga: Korut berupaya retas informasi pribadi dengan situs web Korsel palsu

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023