Seoul (ANTARA News) - Korea Utara kemungkinan akan melakukan latihan militer besar-besaran secara nasional pada awal Maret, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan di Seoul Kamis.
Ini meningkatkan kemungkinan provokasi militer terbaru setelah pelantikan pemerintahan baru di Korea Selatan.
Juru bicara Kemhhan Korsel, Kim Min-seok mengatakan kepada wartawan bahwa latihan militer dalam cuaca dingin itu dilakukan selama bulan-bulan musim dingin yang melibatkan tingkat yang tidak biasa dalam hal partisipasi artileri, unit pasukan khusus dan pelatihan serangan darat oleh angkatan udara negara itu.
Ia mengatakan berdasarkan pengamatan dari latihan-latihan yang dilakukan sejauh ini, Kementerian Pertahanan percaya ada kemungkinan Pyongyang akan meluncurkan latihan nasional yang melibatkan persenjataan darat, laut dan udara dari Tentara Rakyat Korea (KPA) serta satuan-satuan pasukan besar khusus Korea Utara.
Juru bicara itu mengatakan, militer Korea Selatan telah bergerak untuk meningkatkan pengawasan di bagian Utara dan waspada terhadap setiap serangan mendadak yang mungkin diluncurkan oleh negara komunis itu.
"Di masa lalu, Korea Utara cenderung memprovokasi Selatan setiap kali ada perubahan dalam kekuasaan politik," ujar Kim.
Dia juga menunjukkan bahwa serangkaian kunjungan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un ke pangkalan militer di mana ia memeriksa kesiapan prajurit perlu dievaluasi dengan seksama.
Ahli militer Korea Selatan mengatakan, kunjungan tersebut mungkin tidak lebih dari penghasutan perang taktik yang umum digunakan oleh Pyongyang untuk mengintimidasi musuh-musuhnya, meskipun mungkin berarti mereka sedang mempersiapkan untuk memprovokasi Selatan dengan serangan mendadak.
Pada Februari 1998, pada awal masa pemerintahan mendiang Presiden (Korea Selatan) Kim Dae-jung, Korea Utara meluncurkan peluru kendali Taepodong 1 diikuti setahun kemudian oleh pertempuran laut di Pulau Yeonpyeong.
Pada awal lima tahun masa kepemimpinan mantan Presiden Lee Myung-bak, pada tahun 2008, Korea Utara kembali meluncurkan rudal jarak jauh, diikuti oleh uji coba nuklir pada tahun 2009 dan pertempuran laut di Daecheong.
Ahli militer yang lain mengatakan, jika Pyongyang melakukan pelatihan militer berskala besar bulan depan, mungkin dalam menanggapi manuver gabungan Korea Selatan dan Amerika Serikat "Key Resolve and Foal Eagle" yang dimulai pada Jumat dan diselenggarakan sampai 30 April.
Seoul dan Washington bersikeras bahwa latihan tersebut bersifat defensif di alam, namun Pyongyang telah menyatakan manuver-manuver itu ditujukan untuk menyerang Korea Utara, demikian OANA.
(H-AK/M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013