Ibaratnya , sekarang Home Credit sendiri lagi diakuisisi MUFG, jadi kita ada di transisi

Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - PT Home Credit Indonesia mengaku tengah meninjau peluang menyediakan layanan pembiayaan syariah yang memiliki potensi pasar yang sangat besar di Indonesia.

Chief Sales Officer Home Credit Indonesia Dolly Susanto mengatakan saat ini Home Credit Indonesia belum bisa hadir di Aceh karena ketiadaan layanan pembiayaan syariah.

"Home Credit itu sendiri juga bukan perusahaan syariah, jadi Home Credit tidak bisa beroperasi di Aceh. Untuk masuk ke segmen syariah, kita masih meninjau opportunity-nya yang memang besar," ujar Dolly dalam Media Interview di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengatakan Home Credit tidak akan berkomitmen menyediakan produk baru dan akan berfokus melayani sebanyak mungkin konsumen serta menyelesaikan proses akuisisi oleh MUFG.

"Ibaratnya , sekarang Home Credit sendiri lagi diakuisisi MUFG, jadi kita ada di transisi. Jadi kita tidak mau terlalu berkomitmen pada sesuatu," terang dia.

Untuk proses akuisisi oleh MUGF, ia mengatakan Home Kredit tinggal menunggu keputusan regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI).

"Saya ingin secepatnya juga, kita sudah selesai semuanya, tinggal menunggu keputusan OJK dan BI saja ketuk palunya kapan," tuturnya.

Sebagai informasi, Bank of Ayudhya Public Company Limited (Krungsri) dan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance, kode saham: ADMF) atau anak perusahaan dari MUFG Bank telah mengumumkan akan mengakuisisi pembiayaan konsumen Home Credit pada 24 November tahun lalu.

Meski demikian, harga pembelian akhir saham Home Credit oleh MUFG akan disesuaikan berdasarkan nilai ekuitas pada saat penutupan transaksi.

Baca juga: Home Credit menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh 10 persen di 2023
Baca juga: Home Credit catat pertumbuhan pelanggan rata-rata 69 persen per tahun

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023