Pasokan yang lebih rendah telah menjadi perhatian investor karena janji Arab Saudi untuk memangkas produksi mulai Juli

Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis untuk sesi kedua berturut-turut di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik di Rusia dan potensi gangguan pasokan mengimbangi kecemasan tentang permintaan minyak global.

Minyak mentah berjangka Brent menguat 6 sen menjadi diperdagangkan di 74,24 dolar AS per barel pada pukul 00.50 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 10 sen menjadi diperdagangkan di 69,47 dolar AS per barel.

Pada Senin (26/6/2023), minyak mentah berjangka Brent naik 0,5 persen dan WTI naik 0,3 persen.

Bentrokan antara Moskow dan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner dapat dihindari pada Sabtu (24/6/2023) setelah tentara bayaran bersenjata lengkap menarik diri dari kota Rostov di Rusia selatan di bawah kesepakatan yang menghentikan kemajuan cepat mereka di ibu kota.

Tantangan tersebut telah menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin dan beberapa kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak Rusia.

Pasokan yang lebih rendah telah menjadi perhatian investor karena janji Arab Saudi untuk memangkas produksi mulai Juli.

Minyak turun sekitar 3,6 persen minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS dapat melemahkan permintaan minyak pada saat pemulihan ekonomi China mengecewakan investor.

Baca juga: Harga minyak naik di tengah ketegangan militer di Rusia
Baca juga: Minyak naik di Asia, gejolak politik Rusia picu kekhawatiran pasokan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023