"Pekan lalu harga cabai rawit berada di kisaran Rp45 ribu per kilogram. Hari ini naik lagi menjadi Rp65 ribu per kilogram," kata pedagang di Pasar Moodu, Halim Rahman, Senin.
Ia mengatakan, kenaikan harga dipicu meningkatnya permintaan jelang hari raya Idul Adha, mengingat keperluan atas rempah-rempah meningkat.
Alasan lainnya, kenaikan harga dipicu stok cabai rawit dari petani berkurang. "Belakangan stok cabai memang berkurang. Tidak melimpah seperti biasanya," kata Halim lagi.
Pedagang lainnya, Ningsih Mohammad mengatakan, kenaikan harga rempah-rempah khususnya cabai rawit menjelang hari besar keagamaan normal mengalami kenaikan. Hal ini dipicu tingginya permintaan yang tidak seimbang dengan stok yang tersedia.
Biasanya, kata Ningsih lagi, kenaikan harga terjadi pada H-3 hari raya. "Kalau pada perayaan hari besar keagamaan biasanya harga akan bertahan tinggi hingga H+3," katanya pula.
Ningsih mengaku khawatir kalau harga di tingkat petani atau pedagang pengumpul terus mengalami kenaikan.
"Semoga tidak naik menjadi Rp70 ribu hingga Rp85 ribu per kilogram di tingkat petani. Sebab kemungkinan di tingkat penjual atau pasar, harga potensial menembus Rp100 ribu per kilo gram," katanya.
Ia mengungkap, meski mengalami kenaikan hingga Rp65 ribu, namun cabai rawit menjadi salah satu komoditas rempah yang cepat habis.
"Biasanya tiga empat hari, saya membeli lagi dari petani atau pedagang pengumpul. Namun sejak pekan kemarin, setiap hari saya harus membeli rata rata 20 kilogram per hari, sebab stok jualan laris manis," ujarnya pula.
Baca juga: Harga cabai rawit masih tinggi di pengecer karena produksi turun
Baca juga: Presiden sebut harga pangan turun jelang Lebaran kecuali bawang bombai
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023