Jenewa (ANTARA) - Berakhirnya kesepakatan biji-bijian Laut Hitam akan berdampak pada negara-negara Afrika timur dan mengakibatkan kenaikan harga pangan serta mengancam kelaparan bagi puluhan juta orang, ujar seorang pejabat bantuan pada Senin.
Rusia telah mengancam untuk meninggalkan kesepakatan yang dikenal sebagai inisiatif biji-bijian Laut Hitam - yang ditengahi oleh PBB dan Turki pada Juli tahun lalu - jika hambatan pengiriman biji-bijian dan pupuknya tidak dihilangkan.
Seorang utusan Ukraina mengatakan dia yakin Rusia akan menolak untuk memperbarui kesepakatan pada 18 Juli.
Inisiatif ini memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina dan produk pertanian lainnya dari pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam yang merupakan pasokan bahan pangan esensial ke pasar global.
Kelaparan di negara-negara Afrika timur, atau yang disebut Tanduk Afrika, dapat dihindari tahun ini karena musim hujan, yang diproyeksikan tidak akan turun selama lima tahun berturut-turut, akhirnya turun.
Tetapi pejabat bantuan mengatakan sekitar 60 juta orang masih berada dalam rawan pangan di tujuh negara Afrika timur dan khawatir tentang dampak lebih lanjut.
“Inisiatif Laut Hitam yang tidak diperbarui akan benar-benar berdampak pada Afrika Timur,” ujar Pejabat Darurat Senior dari Badan Pangan Dunia (WFP), Dominique Ferretti, saat pengarahan di Jenewa.
"Ada sejumlah negara yang bergantung pada gandum Ukraina dan tanpanya kita akan melihat harga pangan yang makin tinggi," tambahnya.
Ferretti menjelaskan bahwa pihaknya berusaha untuk mendistribusikan makanan sebanyak mungkin dan akan mencoba mengganti pemasok jika kesepakatan itu dibatalkan.
Brenda Lazarus dari Organisasi Pangan dan Pertanian, mengatakan bahwa pola makan di Somalia, Sudan Djibouti, dan Eritrea akan difokuskan pada gandum meskipun prosesnya dilakukan bertahap.
Data PBB menunjukkan bahwa sekitar 700.000 ton gandum telah dikirim ke Kenya dan Ethiopia sejak kesepakatan Laut Hitam dimulai.
Meskipun jumlah itu hanya sekitar dua persen dari total volume, kawasan ini juga telah dilanda lonjakan harga gandum sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, meskipun harga telah turun sejak itu.
Seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sekitar 10.4 juta anak menghadapi kekurangan gizi akut dan melaporkan persentase tertinggi kasus kesehatan yang dirawat di fasilitas medis dalam tiga tahun terakhir di Somalia, Sudan Selatan, dan sebagian Kenya.
Sumber: Reuters
Baca juga: PBB desak kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam dilanjutkan
Baca juga: Turki bakal perpanjang 120 hari perjanjian pengiriman biji-bijian
Baca juga: Rusia sebut ekspor pertaniannya terhalang sanksi Barat
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023