Seharusnya melakukan praktikum itu berkelompok, tidak boleh perseorangan,"
Bogor (ANTARA News) - Pihak rektorat IPB mencoba menelusuri adanya pelanggaran SOP pelaksanaan praktikum hingga menyebabkan tewasnya Didik Wijaya Putra (21) saat mengambil sampel air di Sungai Ciliwung.
"Seharusnya melakukan praktikum itu berkelompok, tidak boleh perseorangan," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Yonny Koesmaryono, saat ditemui di RS PMI, Rabu malam.
Yonny mengatakan, dalam pelaksanaan pratikum ada standar operasional (SOP) yang harus dipatuhi baik oleh dosen maupun mahasiswa.
Kasus yang menimpa Didik, terindikasi adanya pelanggaran SOP karena korban jatuh ke sungai hingga ditemukan tewas saat mengambil sampel air untuk keperluan praktikum seorang diri.
"Memang dia datang berdua saat mengambil air. Tapi temannya menunggu di atas, korban turun sendirian," kata Yonny.
Yonny menegaskan pihaknya akan menelusuri kronologis kejadian, kenapa korban nekat turun seorang diri untuk mengambil sampel air.
"Dalam setiap praktikum ada SOP yang harus dipatuhi, karena ada potensi-potensi yang harus diantisipasi, misalnya praktikum di laboratorium juga ada prosedurnya jangan sampai campuran bahan kimia salah campur, begitu juga saat turun ke satu lokasi, harus mengenal dulu seluk beluknya," kata Yonny.
Jenazah Didik Wijaya Putra mahasiswa semester IV jurusan Analisis Kimia D3 IPB barhasil ditemukan Tim SAR gabungan mengapung dan tersangkut dijaring yang telah dipasang di sekitar lokasi kejadian.
Pihak keluarga korban menyatakan ikhlas dengan terjadinya musibah yang menimpa anaknya dan menganggap hal tersebut sebagai ujian.
"Kami anggap ini musibah, ujian bagi keluarga," kata Rubito ayah korban.
Rubito mengatakan, pihak keluarga juga tidak akan menuntut IPB atas meninggalnya sang anak.
(KR-LR/H-KWR)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013