Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, meminta Universitas Negeri Gorontalo (UNG) meneliti kondisi kemiskinan di daerah itu.
"Saya menilai ada anomali kemiskinan merujuk dari data dan berbagai intervensi program yang selama ini telah dilakukan," kata Gubernur Ismail, di Gorontalo, Senin.
Beberapa kondisi yang disebutnya tidak normal, yakni angka kemiskinan masuk lima besar tertinggi nasional, namun angka pengangguran rendah.
Berbagai bantuan dikucurkan, namun angka kemiskinan tidak mau beranjak turun lebih dari dua persen.
Baca juga: Menhub: Pengembangan Pelabuhan Anggrek jadi solusi masalah kemiskinan
Baca juga: Wakil Ketua DPR sebut Gorontalo Utara bisa dorong turunnya kemiskinan
"Kemiskinan tinggi tapi pengangguran rendah, ini agak aneh. Biasanya kemiskinan tinggi pengangguran juga tinggi," kata Ismail saat melepas KKN Tematik UGM-UNG di Gedung Pascasarjana UNG.
"Saya pernah menjabat kepala Bappeda hampir delapan tahun di dua kabupaten (Kabupaten Gorontalo dan Pohuwato). Program apapun yang kita kucurkan itu tidak bisa mengeluarkan kemiskinan kita lebih dari dua persen. Paling tinggi dua atau tiga persen, lalu naik lagi," katanya.
Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian dari akademisi. "Saya meminta UNG sebagai salah satu kampus negeri melakukan penelitian dan menghasilkan rekomendasi yang faktual dan aplikatif. Apa yang yang sebenarnya terjadi dan bagaimana cara menyelesaikan persoalan kemiskinan perlu untuk diungkap lebih dalam," katanya.
Ia mencontohkan bagaimana kategori keluarga miskin dibagi menjadi delapan desil mulai dari sangat miskin hingga hampir miskin.
Menurutnya, proporsi penanganan harus berbeda dengan memperhatikan keluarga yang hampir miskin agar segera keluar dari kemiskinan.
"Kalau mau mengeluarkan Gorontalo dari kemiskinan yang masih 15 persen, jadi harus dibagi. Jangan bantuannya semua di desil 1. Harusnya ada proporsi, desil 8 yang sedikit lagi keluar dari kemiskinan harusnya diperbesar," katanya.
Data yang dirilis BPS pada 1 Februari 2023 menyebut jumlah penduduk miskin di Gorontalo sebanyak 187,35 ribu orang atau 15,51 persen dari total penduduk 1,2 juta orang.
Di sisi lain, tingkat pengangguran pada Februari 2023 hanya sebesar 3,07 persen atau mengalami penurunan 0,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Penduduk yang bekerja diketahui sebanyak 622.929 orang atau naik 34.782 orang dari bulan Februari 2022.*
Baca juga: Gorontalo Utara verifikasi data penerima bansos rastra
Baca juga: Gorontalo dan angka-angka kemiskinan
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023