Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,2 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3 persen
Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia tergelincir sedikit dan minyak naik pada awal perdagangan Senin, karena investor memperkirakan pemberontakan akhir pekan yang gagal oleh tentara bayaran Rusia menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas dan pasokan minyak mentah.
Indeks Nikkei Jepang dibuka melemah 0,2 persen dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,3 persen. Minyak mentah berjangka Brent terangkat sekitar satu persen menjadi 74,55 dolar AS per barel dan minyak mentah AS menembus di atas 70 dolar AS, memulihkan sedikit kerugian yang dibuat minggu lalu.
Mata uang aman yen juga naik sedikit, meskipun mendapat bantuan dari petunjuk kemungkinan intervensi mata uang dari diplomat top valas Jepang dan ringkasan pendapat yang menunjukkan anggota dewan bank sentral mendorong debat tentang kebijakan kontrol kurva imbal hasil.
Indeks S&P 500 berjangka diperdagangkan 0,2 persen lebih tinggi.
Tentara bayaran Rusia melakukan pemberontakan singkat pada Sabtu (24/6/2023), merebut kota selatan Rostov dan maju ke Moskow menuntut pemecatan komandan militer Rusia yang bertanggung jawab atas perang di Ukraina.
Tentara swasta Wagner kemudian mundur setelah mencapai kesepakatan yang menjamin keselamatan mereka dan pengasingan pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin, ke Belarusia.
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup melemah ikuti bursa kawasan Asia
Baca juga: Saham Asia jatuh menuju pekan terburuk 2023, prospek ekonomi suram
Konsekuensi dari perang Ukraina tidak jelas, meskipun tantangan terhadap otoritas Presiden Rusia Vladimir Putin adalah yang paling keras dalam beberapa dekade kepemimpinannya.
"Risiko geopolitik di tengah ketidakstabilan internal di Rusia telah meningkat," kata analis Rystad Energy Jorge Leon. "Dengan demikian, kami cenderung melihat kenaikan marjinal harga minyak dalam beberapa hari mendatang, jika situasinya tidak memburuk."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan gejolak di Rusia bisa memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan, sementara menteri luar negeri Italia mengatakan itu telah menghancurkan "mitos" persatuan Rusia.
Di tempat lain pasar sudah gelisah tentang prospek pertumbuhan yang semakin suram, karena pemulihan China pasca-pandemi terhenti dan suku bunga global tetap tinggi, serta para pedagang tidak mau mengambil posisi baru apa pun berdasarkan peristiwa Rusia.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko stabil di 0,6679 dolar. Euro yang mengalami penurunan moderat minggu lalu berada di 1,0906 dolar dan sterling bertahan di 1,2728 dolar.
"Saya tidak berpikir pasar dapat menyelesaikan masalah jika ada implikasinya," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank di Sydney.
"Orang-orang mungkin berpikir bahwa pada akhirnya cengkeraman Putin pada kekuasaan melemah di sini. Mungkin Ukraina mungkin berani meningkatkan serangan balasan mereka," katanya, tetapi tanpa kemajuan yang jelas, para pedagang di Asia akan terfokus pada China.
China kembali dari liburan dengan yuan telah turun tajam dalam perdagangan luar negeri, meninggalkan investor melihat perbaikan band perdagangan dalam negeri pagi ini untuk tanda-tanda tingkat kenyamanan bank sentral dengan penurunan.
Yuan di pasar luar negeri terakhir diperdagangkan pada 7,21 per dolar.
Yen Jepang, yang telah merosot karena ekspektasi suku bunga global naik dan bank sentral Jepang tetap dovish, meningkat sekitar 0,3 persen menjadi 143,31 per dolar
Diplomat mata uang utama Jepang Masato Kanda mengatakan pada Senin bahwa pihak berwenang akan menanggapi setiap tindakan yang berlebihan dan tidak mengesampingkan intervensi, seperti yang terjadi tahun lalu.
Bank Sentral Jepang juga akan membahas revisi kebijakan kontrol kurva imbal hasil pada tahap awal, kata seorang anggota dewan seperti dikutip pada pertemuan kebijakan Juni, ringkasan pendapat yang dirilis pada Senin menunjukkan.
Baca juga: Saham di Asia dibuka turun karena prospek pertumbuhan semakin suram
Baca juga: IHSG jelang akhir pekan melemah ikuti bursa kawasan Asia
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023