Kami percaya sejumlah kecil warga Inggris terlibat dalam insiden di Luxor pagi ini,"

Kairo (ANTARA News) - Setidaknya 18 orang, kebanyakan dari mereka turis Asia dan Eropa, tewas ketika sebuah balon udara panas jatuh pada Selasa di dekat kota Mesir kuno Luxor setelah ledakan gas di udara, kata para pejabat.

Balon turun di lahan pertanian beberapa kilometer dari lembah para raja dan kuil-kuil fir`aun yang menarik wisatawan ke Luxor. Petugas penyelamat mengumpulkan sisa-sisa mayat dari ladang di mana sisa balon, gas tabung dan bagian lain dari puing-puing terbakar di darat.

Seorang Mesir juga tewas, kata Menteri Kesehatan Mohamed Mostafa Hamed kepada Reuters. Daftar korban tewas yang lain adalah turis dari Jepang, China, Prancis, Inggris dan Hungaria.

Sebelumnya, para pejabat telah mengatakan semua korban tewas adalah turis. Pilot selamat dengan melompat dari keranjang balon saat kendaraan itu berada 10-15 meter di atas tanah, kata Ahmed Aboud, kepala satu asosiasi yang mewakili operator balon Luxor.

Dua lainnya selamat, keduanya orang Inggris, kini sedang dirawat di rumah sakit Luxor, kata Mohamed Mustafa, seorang dokter di rumah sakit itu.

Para korban disebabkan oleh luka bakar dan dampak lainnya, katanya. "Kami percaya sejumlah kecil warga Inggris terlibat dalam insiden di Luxor pagi ini," kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan email dikutip Reuters.

Kedutaan Jepang di Kairo mengatakan meyakini empat Jepang berada di balon itu dan telah mengirimkan staf ke Luxor untuk konfirmasi.

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, dua warga Prancis juga tewas. Aboud mengatakan, ledakan itu terjadi di pipa yang menghubungkan gas tabung ke kompor. Dia mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan.

Kecelakaan transportasi sering terjadi di Mesir. Puluhan anak tewas pada November ketika bus mereka bertabrakan dengan kereta api. Kecelakaan yang mempengaruhi turis asing sedikit, tetapi tidak biasa.

Lima orang Jerman tewas pada Desember dalam kecelakaan bus di dekat resor Laut Merah. Konny Matthews, asisten manajer Hotel Al Moudira Luxor mengatakan ia mendengar ledakan pada sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

"Itu adalah ledakan besar dan menakutkan. Meskipun itu beberapa kilometer jauhnya dari hotel," katanya melalui telepon.

"Beberapa karyawan saya mengatakan bahwa rumah mereka bergetar." Balon jatuh di tepi barat Sungai Nil, di mana banyak situs sejarah besar berada. Fotografer AS Christopher Michel, yang berada di badan balon lain, mengatakan kepada televisi Sky News Inggris bahwa balon itu adalah salah satu dari delapan yang terbang pada saat itu.

"Kami mendengar ledakan keras di belakang kami. Saya menoleh dan melihat banyak asap. Tidak segera jelas bahwa itu adalah balon," katanya.

Balon udara panas saat fajar populer dengan turis, yang menjadi andalan perekonomian Mesir, meskipun jumlah pengunjung telah jatuh tajam sejak pemberontakan 2011 yang menggulingkan veteran Presiden Hosni Mubarak.

Dua tahun ketidakstabilan politik telah dijauhi banyak turis asing.Pariwisata menyumbang lebih dari sepersepuluh produk domestik bruto Mesir sebelum pemberontakan.

Pada tahun 2010, sekitar 14,7 juta pengunjung datang ke Mesir, tetapi kini merosot menjadi 9,8 juta orang pada tahun berikutnya. Menteri penerbangan sipil mengatakan, satu komite dari kementerian sedang menuju ke Luxor untuk menyelidiki insiden itu, kata Kantor berita pemerintah melaporkan.

Menteri bersama dengan para pejabat dari kementerian juga pergi ke Luxor. Gubernur Luxor memerintahkan penghentian segera semua balon, yang dikelola negara, kata surat kabar al-Ahram.

(H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013