Normalnya pemain perempuan pakai bikini, tetapi sekarang lebih fleksibel
Jakarta (ANTARA News) - Konfederasi Voli Pantai Asia berusaha meningkatkan pembinaan voli pantai junior karena kualitas pemainnya dinilai masih jauh dari pemain senior.

"Ada gap kualitas yang jauh antara pemain senior dan junior. Itu terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi juga China, Thailand, Filipina, dan lainnya. Pemain junior kita masih belum siap," kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Rita Subowo di sela pertemuan konsil voli pantai se-Asia di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa.

Maka berdasarkan hasil pertemuan yang dihadiri sembilan delegasi negara itu, diputuskan akan mempertandingkan voli pantai junior pada kejuaraan Asian Youth Games dan Olympic Youth Games. Selain itu, di dalam kejuaraan internasional Asia Pasifik juga akan diikutsertakan kejuaraan untuk U19 dan U21.

"Kami akan berusaha keras untuk memasukkan kembali voli pantai junior ke dalam kejuaraan-kejuaraan tersebut," ujar Rita yang juga menjabat sebagai Presiden Konfederasi Voli Pantai Asia.

Selain butuh regenerasi, voli pantai juga masih kekurangan juri dan pelatih di level Asia. "Dengan sering mengikutsertakan mereka ke kompetisi internasional, mereka akan mendapat sertifikasi," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Sekjen Konfederasi Voli Pantai Asia, Cao Yu, menyampaikan kostum voli pantai akan lebih fleksibel. Voli pantai tidak dipertandingkan pada SEA Games Myanmar Desember mendatang salah satu penyebabnya karena persoalan kostum.

"Normalnya pemain perempuan pakai bikini, tetapi sekarang lebih fleksibel. Ada berbagai macam pilihan bisa kaos dan celana panjang, Kaos dan celana selutut, atau kaos dan celana pendek," kata Cao Yu asal China itu.

Cao Yu menambahkan pilihan seragam itu sebenarnya diberlakukan sejak Olimpiade London 2012 dan sudah ada pemain yang pakai seperti beberapa pemain Asia, Sri Langka, India, dan Irak.

Pertemuan yang merupakan acara tahunan itu juga dihadiri oleh Le Hoang Son (Vietnam), Xiang Qian (China), Hassan M. Basafar (Arab), Ahmad M. Khojasteh (Iran), A. J. Martin Sudhakar (India), Anthony Liao (Filipina), Fahad A. almulia (Uni Emirat Ara ).

(M047)

Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013