Yogyakarta (ANTARA News) - Hujan abu mengiringi prosesi pemakaman jenazah Warjono (32), korban tewas di dalam bunker, saat awan panas Gunung Merapi menerjang kawasan Kaliadem, di Pemakaman Umum Dusun Kopeng, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat siang. Karena itu, hampir semua pelayat mengenakan masker untuk melindungi mulut dan hidung dari abu vulkanik Merapi. Sebelum dimakamkan, jenazah lelaki lajang yang di akhir hayatnya menjabat Kepala Seksi Monitoring Lahan Forum Pecinta Lingkugan `Palem` (Pecinta Alam Lereng Merapi) tersebut dishalatkan di Masjid Baiturrahman dusun setempat, dengan Imam Eko Mardiono SAg dari KUA (Kantor Urusan Agama) Kecamatan Cangkringan. Di antara ratusan pelayat, tampak juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan yang tinggal di Dusun Kinahrejo, tetangga Dusun Kopeng. Tampak pula Camat Cangkringan, Heri Sutopo dan Lurah Kepuharjo, Agustina. Dua unit tenda warna biru yang dipasang di halaman rumah duka yang hanya berjarak sekitar tujuh kilometer dari puncak Merapi atau masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III itu, tidak mampu memayungi seluruh pelayat dari guyuran hujan abu. Para pelayat dari kalangan kerabat, teman serta warga Dusun Kopeng dan sekitarnya, sebagian besar adalah warga yang saat ini masih menghuni barak-barak pengungsian di bagian selatan Cangkringan. Sebagian dari mereka datang melayat dengan menumpang truk maupun kendaraan roda empat lain, dan sebagian lagi mengendarai sepeda motor. Pemakaman Umum Dusun Kopeng, tempat dimakamkannya jenazah Warjono berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka. Warjono dan Sudarmanto, keduanya relawan, terjebak di dalam bunker di Kaliadem, Rabu (14/6) siang, saat luncuran awan panas Merapi secara beruntun menerjang jurang Kali Gendol di utara-timur Kaliadem, dan kawasan sekitarnya. Setelah dilakukan evakuasi sejak Kamis dinihari hingga menjelang petang, dan dilanjutkan Jumat pagi, kedua korban ditemukan oleh tim SAR Gabungan sudah dalam keadaan tewas di dalam bunker dengan kondisi kulit tubuh melepuh karena suhu udara yang panas akibat awan panas dari Merapi. Bunker tempat kedua korban berada tertimbun material vulkanik berupa abu dan pasir halus serta bebatuan. Endapan awan panas yang mengubur bunker memiliki ketebalan sekitar satu meter dari permukaan atas bunker, atau tiga meter dari kaki pintu bunker. (*)
Copyright © ANTARA 2006