Singapura (ANTARA) - Dolar menguat terhadap sekelompok mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Jumat sore, mendapat dukungan dari penghindaran risiko karena komentar hawkish dari bank-bank sentral global, termasuk Federal Reserve, memicu kekhawatiran pengetatan moneter agresif mereka dapat mendorong ekonomi ke penurunan yang lebih dalam.
Sterling berjuang untuk mempertahankan keuntungan dari kenaikan suku bunga 50 basis poin yang lebih besar dari perkiraan dari Bank Sentral Inggris (BoE) pada Kamis (22/6/2023) sebagai tanggapan terhadap inflasi yang kokoh, memicu kekhawatiran tentang resesi yang akan datang di Inggris.
Sementara suku bunga yang lebih tinggi biasanya mendukung mata uang, risiko bahwa mereka akan memicu penurunan ekonomi telah mendorong beberapa investor untuk mencari aset-aset safe-haven termasuk dolar AS.
Pound turun 0,33 persen menjadi 1,2707 dolar dan berada di jalur penurunan mingguan hampir satu persen, menghentikan kenaikan tiga minggu berturut-turut.
"Dengan Bank Sentral Inggris akan menaikkan suku secara substansial lebih lanjut, kami memperkirakan ekonomi Inggris akan berada di bawah tekanan baru pada akhir 2023, dan memperkirakan pertumbuhan akan stagnan atau bahkan ekonomi akan berkontraksi," kata Nick Bennenbroek, ekonom internasional di Wells Fargo.
Dolar Australia dan Selandia Baru juga kesulitan di perdagangan Asia karena selera risiko berkurang. Aussie jatuh 0,9 persen menjadi 0,6696 dolar AS dan menuju kerugian mingguan lebih dari 2,5 persen, minggu terburuk sejak Maret. Kiwi turun 0,59 persen menjadi 0,61405 dolar AS, merosot sekitar 1,5 persen untuk minggu ini.
Kejutan kenaikan suku bunga dan komentar hawkish dari bank-bank sentral secara global telah memperbaharui ketakutan pasar bahwa pembuat kebijakan harus melakukan kebijakan pengetatan lebih lanjut untuk menjinakkan inflasi, bahkan dengan risiko mendorong ekonomi mereka ke dalam resesi.
Bank Sentral Norwegia pada Kamis (22/6/2023) juga mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin dan mengatakan akan menaikkan lagi pada Agustus. Bank Sentral Swiss (SNB) menaikkan suku bunga kebijakannya 25 basis poin pada hari yang sama dan mengisyaratkan lebih banyak pengetatan akan datang.
"Pasar benar-benar terkejut dengan tindakan baru-baru ini yang lebih agresif yang diambil oleh beberapa bank sentral," kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ.
"Juga mempertanyakan tren berikut dari bank-bank sentral lain yang awalnya tampak seperti mereka telah berhenti tetapi kemudian menaikkan suku bunga ... jadi itu adalah sesuatu yang mulai dikhawatirkan pasar lagi."
Bank Sentral Australia (RBA) dan Bank Sentral Kanada (BoC) awal bulan ini memberikan kenaikan suku bunga yang mengejutkan ketika pasar condong ke arah jeda.
Di tempat lain, euro turun 0,24 persen menjadi 1,0929 dolar. Indeks dolar AS naik 0,25 persen menjadi 102,65 dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan, membalikkan penurunan tiga minggu berturut-turut.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan pada Kamis (22/6/2023) bahwa bank sentral akan memindahkan suku bunga dengan "langkah hati-hati" dari sini.
Pasar uang sekarang melihat peluang 74 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan bulan depan, setelah membiarkannya tidak berubah minggu lalu.
Terhadap dolar, yen turun sedikit ke 143,19, melemah di dekat level terendah tujuh bulan di 143,23 per dolar yang dicapai di sesi sebelumnya.
Mata uang Jepang berada di bawah tekanan baru karena Bank Sentral Jepang (BoJ) terus mempertahankan sikap ultra-dovish-nya.
Data yang keluar pada Jumat menunjukkan bahwa inflasi konsumen inti Jepang melebihi perkiraan pada Mei dan indeks tidak termasuk biaya bahan bakar naik pada laju tahunan tercepat dalam 42 tahun, memberikan tekanan pada BoJ untuk menghentikan stimulus besar-besaran.
Yuan di pasar luar negeri China merosot ke level terendah baru tujuh bulan di 7,2285 per dolar, mencerminkan kekhawatiran atas pemulihan ekonomi negara yang goyah. Pasar di China ditutup untuk liburan pada Jumat.
Lira Turki meluncur ke rekor terendah 25,59 terhadap dolar AS. Bank sentral Turki pada Kamis (22/6/2023) menaikkan suku bunga utamanya sebesar 650 basis poin menjadi 15 persen, tetapi pengetatan pasca pemilu itu meleset dari ekspektasi.
Baca juga: Minyak merosot, khawatir permintaan setelah suku bunga Inggris naik
Baca juga: Emas jatuh karena dolar menguat setelah Powell dukung suku bunga naik
Baca juga: Wall Street ditutup beragam dengan fokus kepada bank-bank sentral
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023