Hanoi (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Presiden Vietnam Vo Van Thuong pada Jumat sepakat untuk mempererat kerja sama melawan ancaman nuklir Korea Utara serta mengembangkan perdagangan bilateral.
Yoon setuju untuk menyediakan pinjaman lunak sebesar 4 miliar dolar AS (sekitar Rp60 triliun) kepada Vietnam pada 2030 sebagai bagian dari bantuan pembangunan.
Hal ini disampaikan seusai keduanya mengadakan pertemuan di istana kepresidenan di Hanoi pada hari kedua dari tiga hari kunjungan kenegaraan Yoon di Vietnam.
"Program nuklir dan rudal Korut adalah ancaman keamanan paling mendesak di wilayah," kata Yoon dalam konferensi pers bersama Thuong.
"Korsel dan Vietnam akan meningkatkan koordinasi baik di tingkat Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) maupun secara bilateral untuk menarik tanggapan bersama masyarakat internasional," kata Yoon, menambahkan.
Yoon mengatakan kedua negara akan mengadakan pembicaraan menteri luar negeri tahunan dan memperluas kerja sama industri pertahanan berdasarkan kepercayaan politik yang semakin kuat di antara kedua pihak.
Penjaga Pantai Korsel dan Kementerian Keamanan Publik Vietnam juga menandatangani nota kesepahaman agar Korsel akan dapat membantu memperkuat kemampuan keamanan maritim Vietnam.
"Korsel dan Vietnam telah membangun hubungan kerja sama yang dekat dan saling menguntungkan selama lebih dari 30 tahun," kata Yoon.
"Tahun lalu, kami meningkatkan kerja sama bilateral menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif dalam rangka 30 tahun hubungan diplomatik," ujarnya.
"Hari ini, Presiden Thuong dan saya membahas cara meningkatkan kerja sama kami dengan cara yang sepadan dengan peningkatan hubungan bilateral serta berkontribusi bagi kebebasan, perdamaian dan kemakmuran di wilayah Indo-Pasifik." lanjut dia.
Dengan tujuan meningkatkan perdagangan bilateral menjadi 150 miliar dolar AS (sekitar 2,25 kuadriliun rupiah), kedua pihak sepakat membangun Sistem Pertukaran Data Asal Elektronik.
Sistem tersebut memungkinkan pelaku usaha untuk menyerahkan bukti asal barang ekspor dan impor secara daring untuk memenuhi syarat bea preferensial berdasarkan perjanjian perdagangan bebas kedua negara.
Melihat besarnya potensi untuk kerja sama dalam mengembangkan unsur tanah langka yang melimpah di Vietnam, kedua pihak juga sepakat membangun pusat yang secara eksklusif menangani rantai pasokan mineral penting.
Selain itu, kedua pihak melihat bidang kerja sama lebih jauh dalam pengembangan gas alam cair, produksi energi hidrogen, kota pintar dan tanggapan perubahan iklim.
Konferensi itu juga mengarah pada kesepakatan untuk mempromosikan pertukaran lebih lanjut masyarakat antara kedua negara dengan meningkatkan dukungan bagi pendidikan bahasa Korea di Vietnam dan memperluas beasiswa bagi pelajar Vietnam di Korsel.
Yoon mengatakan Korsel akan terus memperluas bantuan pembangunan bagi Vietnam dengan menaikkan batas bantuan yang disediakan melalui Dana Kerja Sama Pembangunan Ekonomi dari 1,5 miliar dolar (sekitar Rp22,5 triliun) pada 2016-2023 menjadi 2 miliar dolar (sekitar Rp30 triliun) pada 2024-2030.
Di bawah kesepakatan baru, Korsel akan menyediakan tambahan 2 miliar dolar (sekitar Rp30 triliun) melalui Fasilitas Promosi Pembangunan Ekonomi pada 2030.
“Vietnam adalah negara kerja sama utama dalam mengimplementasikan Strategi Indo-Pasifik kami dan Inisiatif Solidaritas Korea-ASEAN untuk kebebasan, perdamaian dan kemakmuran," kata Yoon.
"Kami akan berkomunikasi dan bekerja sama lebih erat dengan Vietnam, yang merupakan mitra utama bagi pembangunan hubungan Korsel-ASEAN dan kerja sama Korsel-Mekong." tutup dia.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Cara Korea Selatan dan Vietnam perangi COVID-19
Baca juga: Vietnam akan bebaskan pebisnis Korea Selatan dari wajib karantina
Baca juga: Vietnam terima pasokan pertama vaksin COVID-19 dari Korea Selatan
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023