Nantinya, kita akan bisa meningkatkan produksi manufaktur, non-komoditas, dan produk yang memiliki nilai tambah untuk diekspor ke luar negeri

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan akan lebih fokus meningkatkan ekspor produk yang mempunyai nilai tambah sehingga nanti porsinya dari total ekspor akan semakin meningkat.

"Ekspor kita sangat bergantung terhadap komoditas. Sementara ekspor non-komoditas hanya sebanyak 35 persen dari total ekspor kita. Kita harus meningkatkan porsi non-komoditas tersebut dengan produk-produk yang memiliki nilai tambah," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan kepada Antara di Jakarta, Senin.

Gita menjelaskan, pada 2012 Indonesia mengalami defisit sebesar 1,3 miliar dolar AS. Pada 2013 kondisi yang sama juga masih akan mungkin terjadi karena Indonesia masih memerlukan barang modal dan bahan baku.

"Defisit pada 2012 disebabkan oleh dua hal. Pertama menggelembungnya impor migas dan meningkatnya importasi bahan baku dan barang modal," kata Gita.

Gita menjelaskan, impor bahan baku dan barang modal yang melonjak tersebut karena Indonesia masih belum bisa memproduksi bahan dan barang tersebut. Impor itu juga dibutuhkan untuk menopang kebutuhan dalam negeri, untuk merealisasikan investasi yang bisa menghasilkan produk bernilai tambah.

"Untuk hal tersebut kita sangat ikhlas karena pada akhirnya pabrik-pabrik tersebut bisa memproduksi produk-produk yang memiliki nilai tambah dan itu bukan hanya untuk konsumsi nasional, akan tetapi juga untuk diekspor ke luar negeri," kata Gita.

Menurut Gita, dengan adanya ekspor produk yang memiliki nilai tambah tersebut, maka nantinya diharapkan akan bisa merubah profil ekspor Indonesia dari saat ini didominasi barang-barang komoditas yang mencapai 65 persen dari total ekspor keseluruhan.

Kemungkinan terjadi defisit pada 2013, menurut Gita, masih bisa terjadi, karena kepentingan Indonesia untuk melakukan hilirisasi industriaisasi sangat besar.

"Nantinya, kita akan bisa meningkatkan produksi manufaktur, non-komoditas, dan produk yang memiliki nilai tambah untuk diekspor ke luar negeri," ujar Gita.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) total nilai ekspor Indonesia sepanjang 2012 mencapai 190,04 miliar dolar, atau turun 6,61 persen dibanding tahun 2011 sebesar 203,5 miliar dolar.

Sementara total impor Indonesia selama 2012 mencapai 191,67 miliar dolar, meningkat 8,02 persen jika dibandingkan 2011 yang mencapai 177,44 miliar dolar.

Kenaikan total nilai impor, didorong melonjaknya impor migas sebesar 4,58 persen dari 40,71 miliar dolar AS menjadi 42,57 miliar dolar, dan impor nonmigas sebesar 9,05 persen dari 136,73 miliar dolar menjadi 149,11 miliar dolar.

(V003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013