Kredit atau pembiayaan perbankan kembali meningkat sehingga mendukung upaya memperkuat pertumbuhan ekonom

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan tumbuh 9,39 persen pada bulan Mei 2023 dibanding periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan April 2023 yang sebesar 8,08 persen.

"Kredit atau pembiayaan perbankan kembali meningkat sehingga mendukung upaya memperkuat pertumbuhan ekonomi," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulan Juni 2023 di Jakarta, Kamis.

Kenaikan pertumbuhan kredit terjadi pada semua jenis kredit di sebagian besar sektor ekonomi, seperti sektor jasa dunia usaha, pertambangan, industri, dan jasa sosial.

Perry menjelaskan pertumbuhan kredit didorong oleh peningkatan permintaan sejalan kinerja korporasi yang tumbuh tinggi, serta tersedianya likuiditas dan longgarnya standar penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan. Pembiayaan syariah juga tumbuh tinggi mencapai 19,45 persen (yoy) pada Mei 2023.

Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit terus berlanjut, yaitu mencapai 7,61 persen (yoy) pada Mei 2023, yang didukung realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp80,25 triliun hingga 31 Mei 2023.

Untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan lebih lanjut, BI akan meningkatkan stimulus kebijakan makroprudensial melalui peningkatan dan penajaman insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit atau pembiayaan pada sektor-sektor hilirisasi (pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan), perumahan, pariwisata, serta meningkatkan inklusi keuangan (UMKM dan KUR) dan ekonomi-keuangan hijau.

Di sisi lain, ia mengungkapkan likuiditas perbankan tetap longgar sehingga berkontribusi positif mendorong kredit atau pembiayaan dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 27,52 persen pada Mei 2023, sejalan dengan stance kebijakan likuiditas longgar BI.

Likuiditas perekonomian juga memadai tercermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) bulan Mei 2023 yang masing-masing tumbuh sebesar 3,4 persen (yoy) dan 6,1 persen (yoy). Kondisi likuiditas yang terjaga dan kuat tersebut turut mempengaruhi perkembangan suku bunga yang kondusif terhadap permintaan kredit atau pembiayaan.

Di pasar uang, suku bunga IndONIA cukup rendah yakni 5,62 persen pada 21 Juni 2023. Imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor jangka pendek tercatat 5,8 persen, sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang tercatat 6,29 persen pada tanggal yang sama.

Sementara itu, lanjut Perry, suku bunga deposito satu bulan dan suku bunga kredit pada Mei 2023 juga rendah, masing-masing sebesar 4,13 persen dan 9,37 persen.

"BI terus memastikan kecukupan likuiditas untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit atau pembiayaan guna mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional," tegasnya.

Baca juga: BI: Pembiayaan hilirisasi berpeluang mengakselerasi pertumbuhan kredit
Baca juga: BI: Kredit perbankan tetap tinggi dan tumbuh 9,93 persen pada Maret

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023