Rebound ekonomi China masih menjadi fokus pedagang minyak
Singapura (ANTARA) - Minyak berjangka turun di perdagangan Asia pada Kamis sore, di tengah kekhawatiran permintaan setelah ketua Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sementara para pedagang menunggu data persediaan resmi AS menyusul laporan industri yang menunjukkan penarikan stok minyak mentah yang tidak terduga.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 22 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 76,90 dolar AS per barel pada pukul 06.46 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 17 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan pada 72,36 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan telah naik satu dolar per barel di sesi sebelumnya karena harga jagung dan kedelai AS melaju ke level tertinggi multi-bulan, meningkatkan ekspektasi bahwa kekurangan panen di seluruh dunia dapat menurunkan campuran biofuel dan meningkatkan permintaan minyak.
Namun, pasar berhati-hati karena Ketua Fed Jerome Powell dalam kesaksiannya di Kongres pada Rabu (21/6/2023) memperkuat bahwa tujuan bank sentral adalah untuk mengendalikan inflasi dan mengatakan dua kenaikan suku bunga 25 basis poin hingga akhir tahun adalah "tebakan yang cukup bagus".
Suku bunga yang lebih tinggi pada akhirnya meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Harga minyak mempertahankan sebagian besar kenaikan sesi sebelumnya ketika pasar terus mencari pendorong baru, termasuk tanda-tanda optimisme permintaan China dan data persediaan AS terbaru.
"Rebound ekonomi China masih menjadi fokus pedagang minyak. Lebih banyak langkah stimulus oleh pemerintah China dapat meningkatkan prospek permintaan minyak," kata Tina Teng, analis pasar di CMC, menambahkan bahwa data aktivitas pabrik China minggu depan dapat mengarahkan pergerakan harga minyak.
Sementara itu, data persediaan resmi dari Badan Informasi Energi AS akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Laporan itu ditunda sehari setelah hari libur nasional Juneteenth pada Senin (19/6/2023).
Dalam indikator awal, data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Juni, menentang perkiraan analis untuk peningkatan 300.000 barel.
Namun, harga minyak dapat naik karena penurunan produksi minyak AS dan pemotongan oleh kelompok negara penghasil OPEC+ akan membatasi pasokan minyak mentah dalam beberapa bulan ke depan, kata seorang eksekutif di produsen minyak serpih AS EOG Resources pada Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Minyak stabil karena penurunan stok AS imbangi kekhawatiran permintaan
Baca juga: Minyak naik ditopang prospek pasokan ketat dan pelemahan dolar
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023