saya berharap khususnya masyarakat Muslim tidak berbelanja dengan panik, beli sesuai kebutuhan, maka kondisi harga tidak akan fluktuatif
Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Bali mencatat harga daging sapi rata-rata mencapai Rp113.892 per kilogram atau turun 4,6 persen dibandingkan Kamis (15/6) yang mencapai Rp119.365 per kilogram, diperkirakan karena pasokan tersedia cukup seminggu menjelang Idul Adha 1444 H.
Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (Sigapura) di Denpasar, Kamis, mencatat rata-rata harga daging sapi di Bali turun Rp5.473 per kilogram.
Apabila dirinci, harga paling tertinggi terjadi di Kabupaten Jembrana dan Denpasar mencapai rata-rata Rp122.500 per kilogram.
Di Pasar Umum Negara dan Pasar Melaya, keduanya di Kabupaten Jembrana, Bali Barat, harga daging sapi mencapai masing-masing Rp120 ribu dan Rp125 ribu per kilogram.
Sedangkan di Denpasar, harga daging sapi di Pasar Badung mencapai Rp130 ribu per kilogram dan di Pasar Kreneng mencapai Rp120 ribu per kilogram yang keduanya terpantau stabil sejak Kamis (15/6)
Sedangkan harga terendah terjadi di Kabupaten Karangasem mencapai Rp71.500 per kilogram, turun dibandingkan Kamis (15/6) mencapai Rp130 ribu per kilogram.
Baca juga: BI Bali: Daging ayam dan bawang merah berisiko picu inflasi di Juni
Baca juga: Polda Bali tangkap pengepul 21 penyu hijau kiriman dari Madura
Tak hanya daging sapi, harga komoditas hortikultura di antaranya cabai merah besar juga turun mencapai rata-rata Rp2.290 per kilogram menjadi Rp26.725 per kilogram dibandingkan seminggu sebelumnya.
Harga cabai rawit merah rata-rata mencapai Rp32.915 per kilogram atau turun 7,81 persen sebesar Rp2.789 per kilogram.
Pemprov Bali mencatat bawang merah yang mengalami kenaikan harga rata-rata sebesar Rp437 per kilogram menjadi Rp29.185 per kilogram.
Meski terjadi penurunan harga, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta menyatakan, pihaknya tetap mengantisipasi potensi kenaikan harga terutama H-1 Idul Adha 1444 H.
Pihaknya sebelumnya mengadakan pasar murah dan melakukan pemantauan harga langsung ke hulu pertanian untuk memastikan ketersediaan pasokan.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga karena permintaan tinggi menjelang Idul Adha, Jarta meminta masyarakat bijak dalam berbelanja.
“Menjelang Idul Adha kami memantau di lapangan, berdasarkan ketersediaan atau stok untuk kebutuhan pokok dalam kondisi cukup. Oleh karena itu saya berharap khususnya masyarakat Muslim tidak berbelanja dengan panik dan beli sesuai kebutuhan, maka kondisi harga tidak akan fluktuatif,” imbaunya.
Ia menyebutkan ketersediaan kebutuhan pokok di Bali dalam keadaan cukup.
Sehingga, lanjut dia, jika mendekati Hari Raya Idul Adha ada kenaikan harga, dipengaruhi sentimen pasar dan pihaknya memperkirakan tidak akan mengurangi daya beli masyarakat.
Baca juga: BI Bali: Deflasi didorong penurunan harga minyak goreng-daging ayam
Baca juga: Besek bambu dipakai untuk bagikan hewan kurban di Bali
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023