hewan kurban yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha, kondisinya harus sehat.

Purwakarta (ANTARA) - Menjamurnya lapak penjualan hewan kurban seperti sapi, domba, dan kambing di sisi jalan raya menjadi pertanda bahwa Hari Raya Idul Adha segera tiba.

Hampir setiap daerah di Tanah Air, beberapa pekan menjelang Hari Raya Idul Kurban selalu muncul lapak penjualan hewan di lahan kosong sisi jalan raya. Sepintas, kondisi itu memudahkan masyarakat yang hendak berkurban saat Idul Adha.

Masyarakat bisa dengan mudah melakukan survei hewan kurban yang akan dibeli dengan mendatangi lapak-lapak penjualan hewan kurban yang ada di daerahnya.

Namun di sisi lain, hadirnya lapak-lapak penjualan hewan kurban di lahan kosong sisi jalan raya jelas kurang sedap dipandang mata dan juga memunculkan bau tak sedap.

Selain itu, hal yang lebih penting, setelah perayaan Idul Adha, sampah berupa rerumputan pakan hewan ternak dan kayu atau bambu sisa lapak penjualan hewan kurban berserakan begitu saja, tanpa dirapikan sang pemilik.

Mengantisipasi dampak tersebut, ada hal yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yakni tidak mengizinkan penjualan hewan kurban di ruang kosong sisi jalan raya.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika telah mengeluarkan surat edaran mengenai larangan tersebut. Aparatnya akan melakukan penertiban lapak-lapak penjualan hewan kurban di sisi jalan. Itu dilakukan agar keberadaan lapak penjualan hewan kurban tidak mengganggu fasilitas umum.

Lagi pula, Pemkab Purwakarta juga telah menetapkan sejumlah pusat penjualan hewan ternak di wilayah kabupaten ini.

Pusat penjualan hewan ternak itu ialah Pasar Ingon-Ingon Ciwareng sebagai pusat penjualan hewan kurban jenis sapi dan kerbau. Kemudian untuk pusat hewan kurban jenis domba dan kambing di Pasar Hewan Wanayasa, Pasar Hewan Citeko Plered, dan Pasar Hewan Bojong.

Tujuan dari surat edaran mengenai larangan lapak penjualan hewan kurban di sisi jalan itu tidak semata-mata agar lebih tertib dan tidak mengganggu fasilitas umum. Lebih dari itu, Pemkab Purwakarta menerapkan ketentuan tersebut supaya pasar hewan yang ada di daerah itu lebih menggeliat lagi menjelang Hari Raya Idul Adha.

Namun, sementara ini dalam pelaksanaannya masih ditemukan sejumlah lapak penjualan hewan kurban berada di lahan kosong sisi jalan di wilayah Purwakarta.


Cegah Penyakit Hewan

Dalam ketentuan syariah, di antara syarat yang harus dipenuhi hewan kurban ialah mengenai sisi kesehatan. Artinya, hewan kurban yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha, kondisinya harus sehat.

Namun baru-baru ini ditemukan penyakit yang menyerang hewan ternak, yakni penyakit kulit berbenjol atau lumpy skin disease (LSD) dan penyakit peste des petits ruminants (PPR). Penyakit hewan tersebut sebelumnya ditemukan pada hewan ternak di beberapa daerah di Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Dikutip dari laman DitjenPKH, LSD merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh lumpy skin disease virus (LSDV). Itu merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.

Virus penyebab LSD secara umum menyerang hewan sapi dan kerbau. Sejauh ini belum ada laporan kejadian LSD yang menyerang kambing atau domba.

Tanda klinis utama LSD adalah lesi kulit berupa nodul berukuran 1-7 sentimeter yang biasanya ditemukan di leher, kepala, kaki, ekor dan ambing. Pada kasus berat, nodul-nodul ini dapat ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh.

LSD juga dapat menyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas, dan demam berkepanjangan. Sementara, PPR adalah penyakit dipicu virus yang menyerang ruminansia kecil, seperti kambing dan domba. Virus PPR termasuk dalam genus Morbillivirus dan famili Paramyxoviridae.

Hewan ternak yang terserang PPR akan mengalami demam dengan suhu mencapai 40 derajat celsius dan akan diikuti dengan tanda gelisah dan anoreksia.

Sesuai dengan data Dinas Peternakan dan Pertanian Purwakarta, kasus LSD pertama kali di Purwakarta ditemukan di posko pemeriksaan sebelum memasuki Pasar Hewan Ingon-Ingon Ciwareng, pada 6 Februari 2023.

Saat itu, Tim Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Pertanian setempat tengah melakukan pemeriksaan hewan dan kontrol rutin lalu lintas ternak serta vaksinasi penyakit mulut dan kuku.

Setelah kasus LSD ditemukan, Tim Kesehatan Dinas Peternakan dan Pertanian Purwakarta langsung mengintensifkan monitoring dan mengoptimalkan kontrol untuk mencegah penularan dan penyebarannya.

Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Purwakarta Siti Ida Hamidah menyebutkan sebenarnya jumlah hewan ternak sapi dan kerbau yang terkena penyakit LSD terhitung kecil dibandingkan dengan jumlah total ternak sapi di Purwakarta yang mencapai 13.808 ekor dan jumlah ternak kerbau 368 ekor.

Meski demikian, pihaknya tetap melakukan monitoring dan kontrol ketat terhadap semua lokasi ternak sapi dan semua pasar hewan di Purwakarta sehingga penyakit itu benar-benar teratasi dan tidak menyebar.

Untuk mempercepat pemberantasan dan antisipasi penyakit tersebut, para peternak di daerahnya diwajibkan benar-benar memperhatikan kebersihan kandang ternak. Sebab, salah satu penyebaran penyakit tersebut salah satunya melalui serangga.

Selain itu, sejak ditemukannya kasus LSD di Purwakarta, Tim Kesehatan Dinas Peternakan dan Pertanian setempat juga melakukan vaksinasi hingga menjelang Hari Raya Idul Adha sekarang ini.


Memutus mata rantai LSD

Ribuan hewan ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Purwakarta hingga kini telah divaksinasi untuk mengatasi penyakit kulit berbenjol atau LSD.

Pada awal Juni 2023, Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah meluncurkan vaksinasi hewan kurban. Sepekan sejak langkah vaksinasi digulirkan, sebanyak 2.057 ekor sapi dan kerbau berhasil divaksinasi.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyebutkan vaksinasi hewan kurban sengaja ditempuh untuk memutus mata rantai penularan penyakit LSD di wilayah Purwakarta.

Berdasarkan dengan data Dinas Peternakan dan Pertanian Purwakarta, dari 2.057 hewan ternak yang sudah divaksinasi serentak itu terdiri atas 1.896 sapi dan 161 kerbau.

Pemkab terus menerjunkan petugas vaksinasi ke semua pasar hewan ternak dan lokasi peternakan di 17 kecamatan sekitar Purwakarta. Menjelang Idul Adha 2023, langkah itu semakin dioptimalkan, guna memastikan semua hewan kurban bebas penyakit LSD.

Seiring dengan hal tersebut, diharapkan hewan kurban di wilayah Purwakarta kondisinya sehat, sesuai dengan ketentuan syariah.


Stok hewan kurban aman

Pemkab Purwakarta memastikan ketersediaan hewan kurban sehat, baik sapi, kerbau, kambing maupun domba untuk memenuhi kebutuhan Hari Raya Idul Adha di daerahnya.

Sesuai dengan data Dinas Perikanan dan Peternakan Purwakarta, jumlah stok hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan kurban di Purwakarta pada tahun ini mencapai 26.933 ekor.

Jumlah hewan kurban itu terdiri atas sapi 12.600 ekor, kerbau 368 ekor, domba 13.650 ekor, dan kambing 215 ekor.

Sementara kebutuhan hewan kurban di Purwakarta mencapai 9.944 ekor, yang meliputi sapi 1.890 ekor, kerbau 21 ekor, domba 7.875 ekor dan kambing 158 ekor.

Dilihat dari data tersebut, maka bisa dipastikan kebutuhan hewan kurban bagi masyarakat Purwakarta sangat aman. Jumlah ketersediaan sangat berlimpah dibandingkan dengan jumlah kebutuhan hewan kurban.

Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Purwakarta Siti Ida Hamidah menyebutkan surplus ketersediaan hewan kurban di daerahnya karena para peternak di Purwakarta berhasil melakukan budi daya hewan-hewan ternak secara baik.

Karena stok ternak melimpah, surplus tersebut bisa pula untuk memenuhi permintaan hewan kurban dari daerah lain.


Editor: Achmad Zaenal M

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023