Kepala Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN, Wahyudi Hasbi mengatakan satelit itu memiliki perangkat kamera multispektral Line Image Space Application (LISA) dan telah beroperasi selama tujuh tahun.
Baca juga: BRIN: Satelit LAPAN-A1 masih berfungsi setelah mengudara 15 tahun
Baca juga: Periset BRIN raih penghargaan pahlawan inovator berkat inovasi satelit
Lapan-A3 pertama kali diluncurkan pada 22 Juni 2016 dari Sriharikota, India. Satelit itu sebagai mission control center melalui Stasiun Bumi Rancabungur di Bogor, Jawa Barat.
Muatan utamanya adalah kamera multispektral LISA yang dapat memantau fasa pertumbuhan tanaman pangan. Misi kedua dari Lapan-A3 adalah membuat citra RGB dengan resolusi empat meter dan ukuran citra 7x7 kilometer.
Misi ketiga satelit tersebut adalah pemantauan lalu lintas maritim global. Kemudian, misi lain dari Lapan-A3 adalah pemantauan medan magnet bumi untuk keperluan riset.
Satelit hasil kolaborasi dengan IPB itu dapat melakukan pemantauan wilayah perairan Indonesia. Melalui Automatic Identification System (AIS), satelit Lapan-A3 dapat memantau pergerakan kapal laut.
Baca juga: BRIN kelola data citra satelit untuk mitigasi kebencanaan
Selama beroperasi, Lapan-A3 yang merupakan satelit kedua yang dibuat di Indonesia tercatat telah mengumpulkan data citra spacecam sekitar 8 juta kilometer persegi.
Satelit Lapan-A3 juga dilengkapi sensor magnetometer untuk pengamatan medan magnet bumi yang digunakan untuk memprediksi gempa. Sensor itu juga telah beroperasi selama 15.888 jam.
Wahyudi mengungkapkan bahwa satelit itu memiliki lifetime lebih lama dari perkiraan, karena ada peran para operator yang terus menjaga kesehatan satelit dan mengoperasikan.
"Keberhasilan Lapan-A3 melampaui perkiraan umur 3-4 tahun ini ditopang oleh para periset yang secara konsisten melakukan riset teknologi satelit yang maju," pungkasnya.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023