Minyak mentah berjangka Brent sedikit melemah 8 sen atau 0,1 menjadi diperdagangkan di 77,04 dolar AS per barel
Singapura (ANTARA) - Harga minyak relatif stabil di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena pasar mempertimbangkan penarikan tak terduga dalam stok minyak mentah AS terhadap prospek permintaan yang lebih lemah setelah ketua Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Minyak mentah berjangka Brent sedikit melemah 8 sen atau 0,1 menjadi diperdagangkan di 77,04 dolar AS per barel pada pukul 00.15 GMT. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun tipis 5 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan pada 72,48 dolar AS per barel.
Kedua harga acuan telah naik satu dolar per barel di sesi sebelumnya karena harga jagung dan kedelai AS melaju ke level tertinggi multi-bulan, meningkatkan ekspektasi bahwa kekurangan panen di seluruh dunia dapat menurunkan campuran biofuel dan meningkatkan permintaan minyak.
Mendukung pasar, persediaan minyak mentah AS turun sekitar 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 16 Juni, sumber mengatakan mengutip data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri, menentang perkiraan analis untuk meningkat 300.000 barel.
Data persediaan resmi dari Badan Informasi Energi AS akan dirilis pada Kamis waktu setempat. Laporan itu ditunda sehari setelah hari libur nasional Juneteenth pada Senin (19/6/2023).
Sementara itu, dikutip dari Reuters, Ketua Fed Jerome Powell dalam kesaksiannya di Kongres menegaskan bahwa tujuan bank sentral adalah untuk mengendalikan inflasi dan mengatakan dua kenaikan suku bunga 25 basis poin pada hingga tahun adalah "tebakan yang cukup bagus".
Suku bunga yang lebih tinggi pada akhirnya meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.
Dolar juga naik terhadap sekeranjang mata uang atas komentar Powell. Dolar yang lebih kuat membebani permintaan minyak karena membuat komoditas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Namun, harga minyak dapat naik karena penurunan produksi minyak AS dan pemotongan oleh kelompok negara penghasil OPEC+ akan membatasi pasokan minyak mentah dalam beberapa bulan ke depan, kata seorang eksekutif di produsen minyak sepih AS EOG Resources pada hari Rabu (21/6/2023).
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023