Akan tetapi, sang petenis Serbia bakal dihadang oleh sejumlah pemain yang bersinar dalam beberapa bulan belakangan yang berpeluang menjadi kuda hitam di turnamen lapangan rumput tersebut.
Djokovic yang kini berumur 36 tahun telah mendominasi Wimbledon di mana ia merebut tujuh gelar, termasuk empat terakhir secara beruntun.
Sedangkan petenis Spanyol Carlos Alcaraz mulai berdamai dengan lapangan rumput setelah menaklukkan lapangan keras dan tanah liat.
Berikut ini sejumlah pemain yang sedang bersinar yang dapat menjadi penantang serius di Wimbledon:
Taylor Fritz (Amerika Serikat)
Mengalami lima kekalahan pada enam final turnamen ATP pertamanya, Fritz membuat gebrakan pada Maret 2022 ketika ia memenangi Indian Wells Masters kendati menjadi unggulan ke-20.
Pada turnamen di tengah gurun itu, Fritz menunjukkan tanda-tanda tenis Amerika pada akhirnya memiliki penantang serius tunggal putra untuk Grand Slam setelah era keemasan Pete Sampras, Andre Agassi, dan Andy Roddick, petenis terakhir AS yang memenangi gelar mayor pada 2003.
Fritz, yang pernah mencapai peringkat lima dunia pada awal tahun ini, telah memenangi empat final ATP terakhirnya dan menegaskan kecakapannya di atas lapangan rumput setelah memenangi turnamen pemanasan Eastbourne sebanyak dua kali dalam empat tahun terakhir.
Petenis peringkat delapan itu juga telah mencapai enam semifinal pada tahun ini, meskipun belum mampu mengonversinya menjadi pertarungan di babak final.
"Saya melihat diri saya bersungguh-sungguh di dalam turnamen, secara konsisten bermain jauh lebih baik," kata Fritz dikutip Reuters.
Baca juga: Wimbledon tawarkan hadiah tertinggi untuk edisi 2023
Holger Rune (Denmark)
Mencuri perhartian di Paris Master tahun lalu, Rune mendapati performa yang menanjak meski mendapat reputasi sebagai "bocah badung" dalam beberapa turnamen terakhir.
Petenis Denmark yang berapi-api itu mengguncang dunia tenis ketika ia menumbangkan lima pemain top 10 dunia untuk meraih gelar Masters pertamanya pada umur 19 tahun.
Rune tak mengendurkan performanya hingga kini mendekati peringkat lima dunia.
Ia cenderung tak bisa menahan amarahnya, bahkan bisa melabrak para penonton saking frustasinya. Namun, petenis 20 tahun itu mengatakan ia tak takut meluapkan emosinya di lapangan untuk mencapai tujuan utamanya yaitu menjadi petenis nomor satu dunia.
"Saya tidak akan menyembunyikannya," kata Rune di French Open. "Saya yakin dengan diri saya sendiri, dan juga mampu mengalahkan para pemain seperti itu, bukan hanya satu kali tapi juga di Grand Slam di mana kita semua tahu mereka ingin menampilkan yang terbaik,"
Baca juga: Medvedev senang Wimbledon cabut larangan tanding petenis Rusia
Karen Khachanov (Rusia)
Khachanov mendapati penampilan terbaiknya di lapangan rumput pada 2021 ketika dia mencapai perempat final Wimbledon untuk pertama kalinya dan nyaris lolos ke semifinal pertamanya di Grand Slam menyusul kekalahan setelah bermain lima set dengan Denis Shapovalov.
Servis kencang petenis peringkat 10 dunia itu menjadi salah satu ancaman pada turnamen edisi 2022, namun Khachanov tak dapat bermain di All England Club karena penyelenggara Wimbledon melarang petenis Rusia dan Belarus menyusul invasi Moskow ke Ukraina.
Akan tetapi, Wimbledon telah mencabut sanksi terhadap para pemain Rusia dan Belarus, meskipun mereka diizinkan berkompetisi di bawah bendera netral.
Khachanov yang berperawakan jangkung pernah mencapai dua semifinal Grand Slam, juga sempat merepotkan Djokovic di Roland Garros ketika ia mencuri satu set dari sang petenis Serbia meski kalah di perempat-final sebelum menembus peringkat sepuluh dunia untuk pertama kalinya sejak 2019.
Baca juga: Raducanu terkadang berharap tidak pernah juarai US Open
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023