Ini 30 pertama, nanti masih ada lagi karena khazanah kuliner Indonesia kan banyak,"
Jakarta (ANTARA News) - Jangan khawatir bila makanan daerah Anda tidakmasuk ke dalam daftar 30 ikon kuliner tradisional Indonesia. ChefVindex Tengker, salah satu dari orang-orang yang membuat daftartersebut, mengatakan masih akan ada daftar selanjutnya.
"Ini 30 pertama, nanti masih ada lagi karena khazanah kulinerIndonesia kan banyak," kata Vindex ditemui di Patali Day,Dharmawangsa Hotel, Sabtu.
Daftar 30 ikon kuliner tradisional Indonesia, kata dia, adalah langkahawal untuk melindungi kekayaan kuliner Indonesia.
"Bukan berarti makanan yang lain tidak masuk dalam daftar ikon, tapidipilih 30 dulu," lanjutnya, menambahkan bahwa sebagian besar baruberasal dari Jawa dan Sumatera.
Dia menyebutkan langkah itu sebagai aksi agar tidak kalah gesit darinegara tetangga yang macam kulinernya mirip Indonesia. Malaysia, kataVindex, lebih dulu melihat makanan sebagai potensi pariwisata. LangkahMalaysia yang lebih dulu menghargai kuliner membuat rendang Malaysiacenderung lebih dikenal di luar negeri dibandingkan rendang Indonesia.
Namun, Vindex mengaku senang karena rendang bisa masuk dalam daftarmakanan terlezat di dunia dari survey 2011 lalu.
Bila Indonesia harus menunggu lama karena membuat daftar semua kulinertradisional, lanjut dia, bisa jadi makanan Indonesia lebih duludiklaim negara lain.
"Kalau kita kalah cepat terus diklaim semua nanti kita nggak punyamakanan lagi," kata dia.
Salah satu syarat untuk bisa menjadi ikon kuliner tradisionalIndonesia adalah kepopuleran makanan itu dan dapat diterima lidahorang luar. Vindex mengemukakan, ada sebagian makanan yang belumbanyak dikenal publik sehingga kecil kesempatannya untuk bisabertengger di daftar ikon kuliner tradisional.
"Papeda (bubur sagu makanan pokok masyarakat Maluku dan Papua)misalnya. Kalau orang nggak tahu papeda, dia bisa mikir 'saya disuruhmakan lem?'," ujar koki yang pernah menjadi juri Master Chef itu.
Dia menambahkan, makanan-makanan seperti papeda dan ares Bali justruberpotensi menjadi kuliner yang menjadi ciri khas daerah di Indonesia.
(nan)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013