Medan (ANTARA) - Pengamat ekonomi dari Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Gunawan Benjamin mengatakan, pencabutan status pandemi COVID-19 oleh Pemerintah Indonesia pada Rabu (21/6) akan berdampak positif bagi perekonomian Sumatera Utara.
"Hal itu membuat persepsi investor adalah Indonesia bebas dari pandemi COVID-19. Dengan demikian, kita bisa berharap investasi akan masuk pula ke Sumatera Utara," ujar Gunawan kepada ANTARA di Medan, Rabu.
Menurut dia, kebijakan yang diambil Presiden Joko Widodo sudah tepat karena Indonesia tengah mengejar pertumbuhan ekonomi yang bagus pada tahun 2023.
Dengan berubahnya status COVID-19 ke endemi, Gunawan yakin industri di Indonesia, khususnya Sumut, dapat bergerak bebas tanpa ragu-ragu.
"Kita tidak perlu lagi terhambat karena berpikir, bagaimana harus bergerak, bagaimana mesti bertahan. Saat pandemi tahun 2020-2022 banyak industri yang tertekan," kata dia.
Meski demikian, Gunawan menilai Sumatera Utara masih memiliki tantangan besar untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023.
Namun, ketika iklim ekonomi di dalam negeri membaik seiring ketiadaan status pandemi, persoalan justru datang dari mitra dagang Sumut di luar negeri.
China, yang merupakan tujuan utama ekspor dan sumber terbesar impor Sumut, saat ini mengalami perlambatan ekonomi.
Kemudian, beberapa negara Eropa juga sudah mengalami resesi. Amerika Serikat juga diprediksi akan mengalami nasib serupa dalam beberapa waktu ke depan.
Tidak cuma itu, harga minyak sawit mentah (CPO) juga masih fluktuatif dan cenderung turun. Padahal, CPO ini merupakan komoditas ekspor unggulan dari Sumut.
Situasi tersebut, Gunawan menilai, berdampak besar bagi industri perkebunan dan pertanian Sumut.
"Mitra-mitra dagang Sumut di luar negeri tengah bermasalah dan itu di luar kendali kita," tutur dia.
Presiden Joko Widodo resmi mencabut status pandemi COVID-19 dan Indonesia mulai memasuki masa endemi COVID-19, Rabu (21/6).
Keputusan itu, kata Presiden Jokowi, diambil pemerintah dengan mempertimbangkan angka kasus konfirmasi harian COVID-19 yang mendekati nihil.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa hasil sero survei menunjukkan 99 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi COVID-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) PBB, kata Presiden Jokowi, juga telah mencabut status "public health emergency of international concern" COVID-19.
Baca juga: Indonesia masuk ke dalam logistik rantai pasokan ekonomi ASEAN
Baca juga: Gubernur minta RKPD 2024 fokus pada sektor pertanian dan infrastruktur
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023