Semarang (ANTARA News) - Rencana kedatangan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziq ke Ponpes Putri Annuriyah Bonang, Kabupaten Demak untuk menghadiri Khotmulquran tahunan, akhirnya dibatalkan. Pembatalan itu terkait adanya kabar rencana penolakan dan "sweeping" yang dilakukan oleh ormas tertentu di sepanjang jalan yang akan dilalui rombongan Habib Riziq. "Pembatalan ini dimaksud untuk menjaga iklim kondusif di wilayah Jateng," kata Habib Riziq usai bertemu Kapolda Jateng, Irjen Drs. Dody Sumantyawan H.S., S.H. di Semarang, Kamis. Habib Riziq datang menemui Kapolda Jateng disertai Habib Abdurahman Assegaf (Ketua FPI Jatim) dan didampingi puluhan anggota FPI baik dari Jakarta maupun dari Jateng. Kedatangannya ke Polda Jateng disertai pula relawan FPI yang baru bertugas sebagai relawan di lokasi gempa Yogyakarta dan Gunung Merapi. Kedatangan mereka menggunakan sebuah bus, sedangkan rombongan Habib dari Jakarta yang disertai istri dan anaknya menggunakan dua buah mobil. Kepada wartawan Habib Riziq mengaku menerima informasi dari anggota FPI bahwa rencana kedatangannya ke Ponpes Putri Annuriyah akan di-"sweeping" dan dihadang oleh kelompok ormas tertentu. Dalam SMS yang diterima wartawan disebutkan, Habib Riziq dan keluarga Kamis malam akan menghadiri acara di Ponpes Annuriyah Bonang tetapi tertahan di Semarang, karena sepanjang jalan Demak-Bonang ada posko-posko liar PKB Gus Dur dan PDIP men-"sweeping" semua mobil untuk menghadang dan menyerang Habib. Bahkan, Ponpes mau dibakar. Karena itu Habib Riziq dan rombongan langsung datang ke Polda untuk minta perlindungan. "Apakah Habib sudah terancam?" tanya wartawan yang dijawabnya, "Memang saya tidak terancam tetapi ketidakhadiran saya ke ponpes tersebut merupakan kesepakatan dengan Kapolda untuk menjaga kondisi Jateng agar tetap kondusif saja." Menurut dia, yang terjadinya selama ini adalah kesalahpahaman saja. "FPI tidak pernah mengusir Gus Dur saat akan memberikan ceramah di Purwokerto. Bahkan Gus Dur sendiri juga sudah mengklarifikasi bahwa beliau memang tidak pernah diusir," kata Riziq. Untuk itu dia mengimbau kepada warga FPI agar tetap arif dan bijaksana, serta tidak saling melakukan intimidasi. "Saya juga mengimbau semua pihak kedepan tidak ada yang menggunakan tindakan-tindakan dengan cara-cara seperti PKI, yakni menghadang ulama, menteror kiai dan mengancam ponpes," kata Riziq yang disambut warga FPI dengan ucapan "Allahu Akbar". Usai bertemu Kapolda, Habib Riziq beserta rombongan langsung bertolak menuju ke Yogyakarta, tepatnya di Desa Segoro Yoso guna menengok relawan FPI yang sudah beberapa minggu membantu korban bencana.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006