Ketersediaan dan pangan dalam negeri kami melihat per 19 Juni 2023 rata-rata harga nasional barang kebutuhan pokok relatif stabil, kecuali untuk daging ayam ras....

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim menuturkan, harga mayoritas bahan pokok secara nasional relatif stabil, kecuali harga daging ayam ras yang mengalami kenaikan 4,3 persen.

“Ketersediaan dan pangan dalam negeri kami melihat per 19 Juni 2023 rata-rata harga nasional barang kebutuhan pokok relatif stabil, kecuali untuk daging ayam ras yang mengalami kenaikan dibanding sebulan lalu sebesar 4,3 persen menjadi Rp38.800,” ujar Isy dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Ia melanjutkan, harga beberapa komoditas juga ada di atas harga eceran tertinggi (HET), di antaranya minyak goreng curah yang menyentuh angka Rp14.800 per liter, beras medium Rp11.600 per kilogram, serta beras premium Rp13.900.

Baca juga: NFA menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan jelang Idul Adha

Pihaknya pun tengah fokus untuk senantiasa menjaga stabilitas dan pasokan barang kebutuhan pokok untuk menjaga daya beli masyarakat serta menjaga inflasi nasional.

Kebutuhan lainnya, seperti cabai merah turut dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 3,38 persen menjadi Rp39.800 per kilogram, cabai rawit merah naik 3,20 persen menjadi Rp45.200 per kilogram, serta bawang putih naik 2,42 persen menjadi Rp38.100 per kilogram.

Sementara itu cabai merah justru mengalami penurunan harga 2,48 persen dibandingkan bulan lalu menjadi Rp39.000 per kilogram, gula pasir juga mengalami kenaikan 1,38 persen menjadi Rp14.700 per kilogram dan daging sapi turun 0,51 persen menjadi Rp137.700 per kilogram.

Baca juga: Kemendag antisipasi ancaman El Nino terhadap stok bahan pokok

Isy mengatakan, seiring dengan prediksi fenomena alam El Nino, diperlukan strategi kebijakan untuk mendukung ketahanan pangan, kedaulatan dan kemandirian pangan.

Sebagai langkah antisipasi untuk memenuhi beberapa kebutuhan komoditas impor, ia menegaskan perlu melakukan kerja sama perdagangan dengan negara produsen.

“Kerja sama bisnis ke bisnis (business to business / B to B), maupun (government to government/ G to G) dalam rangka penguatan cadangan pangan pemerintah,” pungkasnya.

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023