Jadi, kalau ada yang transaksi, cari dari hulu sampai hilir, pasti kami proses.Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memerintahkan Kabid Propam Polda Jawa Barat untuk memecat dan mempidanakan AKP SW yang terlibat kasus penipuan tukang bubur yang anaknya dijanjikan masuk polisi dengan membayar Rp310 juta.
"Saya perintahkan Kabid Propam yang seperti ini diproses, pecat, dan dipidanakan. Kami tidak ingin rekrutmen khususnya diwarnai dengan transaksi," kata Sigit saat memberikan pengarahan pada Upacara Wisuda STIK Tahun 2023 yang disiarkan melalui kanal YouTube STIK Polri di Jakarta, Rabu.
Sigit mengatakan bahwa pihaknya terus mengingatkan jajarannya untuk tidak main-main dengan rekrutmen anggota Polri.
"Sanksi tegas akan diberikan. Selain itu, Polri membutuhkan anggota yang perekrutannya dengan benar," kata Kapolri.
Namun, Kapolri masih mendengar ada kejadian transaksional proses rekrutmen anggota Polri yang melibatkan perwira polisi berpangkat AKP.
Meskipun kasus itu terjadi pada tahun lalu, ditegaskan oleh Kapolri bahwa kasus tersebut diproses secara tegas dan pelaku diberhentikan dengan tidak hormat dan dipidanakan.
"Di Kepri saya sudah ingatkan terkait dengan rekrutmen anggota jangan main-main. Saya masih dengar walaupun kejadiannya tahun lalu baru diproses sekarang, melibatkan pangkat AKP," ujar Sigit.
Mantan Kabareskrim Polri itu mengingatkan seluruh jajaran agar kejadian tersebut jangan terulang.
Oleh karena itu, Kapolri memerintahkan beri sanksi tegas kepada anggota yang melanggar.
"Jadi, yang begini-begini jangan terjadi lagi," kata Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.
Mantan Kadiv Propam Polri itu menegaskan bahwa Korps Bhayangkara ingin mendapatkan anggota melalui proses yang benar. Jika terjadi proses transaksi, semua pihak yang terlibat mulai dari hulu hingga hilir diproses tegas.
"Jadi, kalau ada yang transaksi, cari dari hulu sampai hilir, pasti kami proses," kata Sigit.
Baca juga: Mabes Polri edukasi masyarakat cegah penipuan rekrutmen polisi
Baca juga: Polda Jabar beri sanksi oknum polisi terkait penipuan rekrutmen Polri
Dari segala problematika yang mendera institusi Polri, mantan Kapolda Banten itu mengingatkan jajaran untuk menjaga nama baik institusi agar terus mendapat kepercayaan masyarakat.
"Jaga citra Polri, perjuangan ini tentunya sangat berat," pesan Sigit.
Kasus dugaan penipuan dengan korban seorang pedagang bubur bernama Wahidin asal Desa Kejuden, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon, terjadi pada tahun 2021.
Korban menyerahkan uang kepada oknum polisi AKP SW dan seorang oknum pensiunan ASN di Jakarta berinisial N sebesar Rp310 juta. Dengan menyerahkan uang tersebut, kedua pelaku menjanjikan kepada korban bahwa anaknya akan diterima menjadi anggota polisi.
Proses rekrutmen anggota Polri dengan sistem yang sangat ketat. Jika ada oknum yang menjanjikan bisa meloloskan masyarakat menjadi anggota polisi, hal itu dipastikan penipuan alias bohong.
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat memberi sanksi penempatan khusus (patsus) terhadap oknum polisi berpangkat perwira berinisial AKP SW di Cirebon yang diduga terlibat penipuan mengatasnamakan rekrutmen Polri hingga korban mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Penipuan itu diduga dilakukan AKP SW saat menjadi Kapolsek Mundu. SW berpindah tugas menjadi Wakasat Binmas Polresta Cirebon.
Kini yang bersangkutan telah dicopot dari jabatannya berdasarkan Surat Telegram No ST/990/VI/KEP 2023 yang ditandatangani oleh Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Akhmad Wiyagus, yang isinya memutasi AKP SW dari Wakasat Binmas Polresta Cirebon menjadi Pama Yanmas Polda Jabar.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023