Beograd (ANTARA News) - Pemerintah Serbia hari Kamis mengakui kemerdekaan Montenegro, sesudah negara kecil Balkan itu bulan Mei dalam penentuan pendapat rakyat bersejarah memutuskan memisahkan diri dari Beograd. "Sesudah parlemen Serbia pada 5 Juni memutuskan mengakui kemerdekaan Montenegro, pemerintah mengakui (kemerdekannya)," kata pemerintah dalam pernyataannya yang disiarkan AFP. Parlemen Serbia 10 hari lalu memutuskan menyatakan merdeka sesudah penentuan pendapat rakyat di Montenegro itu, sisa terahir sekutunya dari bekas Yugoslavia. Seluruh 126 wakil rakyat, yang hadir dalam majelis 250 anggota itu di Beograd, menyetujui perintah bagi badan negara dan pemerintah untuk menuntaskan semua keresmian untuk pemisahan dan menyelesaikan seluruh masalah sengketa dengan Montenegro. Parlemen Montenegro menyatakan kemerdekaan negeri itu pada 3 Juni, hampir dua pekan sesudah penentuan pendapat bersejarah, saat 55,5 persen suara memilih memisahkan diri dari Serbia. Negara terbaru dunia itu dalam beberapa hari terahir sudah diakui oleh Cina, Eropa Bersatu, Rusia, Amerika Serikat dan sesama bekas republik Yugoslavia, Bosnia, Kroasia, dan Masedonia. Pemerintah Serbia menyatakan mengakui bekas saudara republiknya itu sebagai negara merdeka dan berdaulat. Pemerintah itu menyatakan akan menjalin hubungan diplomatik dengan Montenegro dan memungkinkan kewarganegaraan bagi warga negara baru itu, yang tinggal di Serbia. Dikatakannya pula bahwa Serbia akan mengijinkan pelajar Montenegro terus belajar dengan syarat sama dan menguntungkan seperti bagi bangsa Serbia Keputusan Serbia itu agaknya untuk menghapus ketegangan, yang terjadi sejak Montenegro mengadakan penentuan pendapat rakyat untuk merdeka pada 21 Mei 2006 dan menyatakan kedaulatannya pada 3 Juni. Ketidakmenentuan muncul sesudah negara di dunia mulai mengakui Montenegro, sementara pemerintah Serbia tetap membisu. Selain 620.000 warga Montenegro di negara itu, lebih dari 200.000 lagi tinggal, bekerja dan belajar di Serbia dan masa depan mereka menyebabkan keprihatinan di antara mereka dan di Podgorica. Serbia dan Montenegro menyerahkan kedaulatannya untuk bergabung dengan kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia pada 1918, yang kemudian mejadi federasi Yugoslavia. Yugoslavia pecah dalam kekerasan pada awal 1990-an, tapi Serbia dan Montenegro tetap bersatu dalam federasi sampai 2003, saat kedudukan itu berubah menjadi persatuan longgar Serbia dan Montenegro. Persatuan itu gagal mempererat ikat kedua republik itu. Serbia pada 5 Juni menyatakan merdeka sesudah Montenegro meninggalkan keterikatan resmi 88 tahunnya dengan Beograd, sikap terahir dari sejarah kisruh Yugoslavia. Setelah sidang istimewa parlemen, petugas menurunkan bendera bekas gabungan Serbia dan Montenegro dari gedung itu di Beograd dan menaikkan panji-panji Serbia sebagai gantinya. Anggota parlemen menyatakan kemerdekaan sebelum mengalihkan kepada Beograd kedudukan antarbangsa gabungan itu, termasuk kursinya di badan dunia, seperti, Perserikatan Bangsa-Bangsa. Serbia resmi menjadi negara berdaulat sesudah ke-126 wakil rekyat itu dalam majelis 250 kursi itu mendukung piagam bagi badan negara dan pemerintah untuk melengkapi semua keresmian penggantian dan mengatasi seluruh masalah sengketa dengan Montenegro dalam 45 hari mendatang. Baik Perdana Menteri Vojislav Kostunica, yang berat menerima keputusan Montenegro, maupun Presiden Boris Tadic hadir saat wakil rakyat itu berkumpul dalam keadaan murung.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006