Hamburg (ANTARA News) - Barangkali sentuhan rumah akan membantu tim Amerika Serikat dalam pertandingan mereka di Piala Dunia melawan Italia, meskipun itu berarti menukarkan hotel berbintang lima dengan pangkalan militer. Tim AS hari Kamis pindah dari pangkalan mereka di Hamburg ke Pangkalan Angkatan Udara Ramstein, yang dekat dengan tempat pertandingan hari Sabtu di Kaiserslautern, sebuah kota militer AS yang besar. Hotel tim AS yang disediakan FIFA adalah di Mannheim, tetapi tim Amerika itu memilih Ramstein, pangkalan militer terbesar AS di mancanegara, sebagian karena kedekatannya dengan tempat pertandingan. "Tetapi, saya kira alasan utamanya adalah keamanan," kata pelatih Bruce Arena kepada wartawan. Ia tidak menjelaskan pilihan kamp menjelang pertandingan itu, dan hanya mengatakan, "Bukan saya yang mengambil keputusan." Para pemain mengatakan mereka sudah rindu dengan makanan Amerika dan akan bertemu dengan pasukan AS di Ramstein. Mereka akan tinggal di apartemen-apartemen di pangkalan itu, tetapi situasinya tentu akan berubah dari hotel mewah di Hamburg, yang dijaga 24 jam oleh polisi. Setelah dikalahkan Republik Ceko 3-0 dalam pertandingan pertama mereka di Piala Dunia, tim AS perlu dorongan untuk bertanding melawan Italia, negara tempat kelahiran kakek dan nenek Arena. Arena mengatakan tim menganalisa rekaman pertandingan babak pertama dan akan membuat "beberapa perubahan" untuk pertandingan mendatang, tetapi ia tidak memberi keterangan lebih lanjut. Ia yakin timnya akan bangkit saat bertanding melawan Italia. "Ini Piala Dunia," katanya. "Ini merupakan saat untuk bersinar." Mengenai tim Italia, ia menyebut penyerang Luca Toni dan Alberto Gilardino sebagai ancaman utama. "Tim ini mempunyai penyerang-penyerang hebat, sekumpulan pemain yang baik," kata Arena. Tetapi, kesetiaannya jelas untuk pertandingan tersebut melawan negara tempat nenek moyangnya. "Saya lahir di Amerika, saya orang Amerika," kata Arena. "Saya mempunyai warisan Italia, tetapi hanya itulah hubungan saya dengan Italia. "Saya berada di sana tiga kali selama hidup saya."(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006