Ini rumah sakit milik pekerja. Instruksi pembangunannya langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di Batam bulan April 2012,"

Jakarta (ANTARA News) - Buruh atau pekerja akan segera memiliki rumah sakit sendiri yang dibangun melalui sinergi BUMN dengan tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan pekerja di wilayah industri Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara .

"Ini rumah sakit milik pekerja. Instruksi pembangunannya langsung dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di Batam bulan April 2012," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam acara permulaan pembangunan (groundbreaking) di lokasi rumah sakit tersebut di Kawasan KBN, Cakung, Jakarta, Jumat.

Acara dihadiri para direktur utama BUMN dalam sinergi proyek rumah sakit yang akan dikelola PT Rumah Sakit Pelni, anak perusahan PT Pelni. BUMN-BUMN yang berpartisipasi dalam proyek senilai Rp100 miliar, terdiri dari Rp60 miliar nilai proyek fisik dan Rp40 miliar untuk peralatan penunjang dan medis, itu adalah Jamsostek, PT KBN Cakung, Askes, Binakarya, Nindya Karya, dan Indrakarya.

Pada acara "ground breaking" rumah sakit yang dirancang bertempat tidur 184 dan berlantai delapan itu Dahlan menegaskan tidak ada alasan bagi keterlambatan pelaksanaan pembangunan rumah sakit itu, karena segala urusan perizinan, perolehan lokasi, dan dana pembangunan sudah tersedia.

Mengutip ucapan Presiden Yudhoyono, Dahlan mengatakan jika tentara punya rumah sakit sendiri, mengapa pekerja dan keluarganya tidak bisa memiliki rumah sakit sendiri.

Menjawab instruksi Presiden itu, Kementerian BUMN segera mengambil langkah cepat pembangunan rumah sakit pekerja pertama di Indonesia ini.

"Presiden akan meresmikan rumah sakit ini jika sudah selesai sebelum 17 Agustus 2013," tegas Menteri BUMN yang mengungkapkan juga bahwa dana pembangunan rumah sakit itu diambilkan dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BUMN.

Menteri BUMN juga mengungkapkan bahwa langkah cepat pembangunan rumah sakit ditempuh lewat sinergi BUMN mengingat jika dilaksanakan melalui prosedur APBN, maka akan diperlukan waktu lama karena proses persetujuannya harus ditempuh melalui DPR.

Sebelumnya Dirut PT KBN (Persero) HM Sattar Taba mengemukakan dengan adanya rumah sakit pekerja ini diharapkan para pekerja dapat bekerja lebih produktif sehingga produktivitas mereka juga akan dapat lebih ditingkatkan.

HM Sattar yang didampingi Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT KBN Teddy Robinson Siahaan, Direktur Operasi Sudiro Agung Dananto, dan Direktur Administrasi dan Keuangan Gempa Nursyamsu Yasin juga menjelaskan bahwa rumah sakit dengan luas 3.652 meter persegi itu akan berfungsi sebagai penyelenggara pelayanan medis, penunjang medis, dan nonmedis bagi para pekerja di lingkungan KBN.

Rumah sakit tersebut memliki tiga konsep rancangan "Green Hospital" dengan penekanan kepada penggunaan cahaya alam seoptimal mungkin di segaka area, landskap (lingkungan) hijau yang membantu proses penyembuhan pasien, penggunaan sistem ventilasi yang akan menjadi salah satu usaha dalam pencegahan udara buruk di sekitar rumah sakit.
(E004/S024)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013