Pelaku pasar uang cenderung menempatkan asetnya dalam mata uang yang relatif aman seperti dolar AS."
Jakarta (ANTARA News) - Kurs nilai tukar rupiah pada Jumat sore bergerak melemah sebesar tujuh poin terhadap dolar AS menyusul belum adanya sentimen negatif dari eksternal.
Kurs nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksi antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah nilainya sebesar tujuh poin menjadi Rp9.708 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.701 per dolar AS.
"Sentimen eksternal masih menjadi penekan mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, prospek ekonomi Eropa masih dinilai kurang baik sehingga berdampak pada pelemahan mata uang Asia terhadap dolar AS termasuk rupiah.
"Pelaku pasar uang cenderung menempatkan asetnya dalam mata uang yang relatif aman seperti dolar AS," kata dia.
Analis Trust Securities Reza Priyambada menambahkan, laju apresiasi rupiah mulai tertahan dengan sentimen negatif dari The Fed yang menunjukkan kekhawatiran terhadap dampak negatif dari tingginya stimulus moneter AS.
Selain itu, ia melanjutkan, FOMC juga menunjukkan adanya keinginan dari beberapa petinggi The Fed untuk menghentikan program pembelian obligasi sebelum kondisi tenaga kerja AS mengalami perbaikan yang signifikan.
"Kondidi itu membuat pasar semakin khawatir akan potensi pengetatan moneter dari The Fed. Belum lagi dari penurunan data-data indeks manufaktur di sejumlah wilayah Eropa," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Jumat (22/2) tercatat mata uang rupiah bergerak melemah nilainya sebesar menjadi Rp9.713 dibanding posisi sebelumnya Rp9.703 per dolar AS. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013